TRIBUNJATIM.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat diajak oleh anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Nasdem Bestari Baru untuk berangkat ke Jakarta.
Bestari Barus mengungkapkan usulan untuk memboyong Risma ke ibu kota lantaran sang Wali Kota berhasil mengola sampah di Saurabaya dengan anggaran yang jauh lebih kecil jika dibnding dengan anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta.
Dilansir dari Kompas TV, Surabaya hanya mengeluarkan anggaran Rp 30 miliar, sedangkan anggaran pengelolaan sampah DKI Jakarta Rp 3,7 triliun.
Sementara itu, luas kota Jakarta sekitar 2 kali kota Surabaya.
Usulan tersebut disampaikan oleh Besatari Barus saat sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke Surabaya bulan lalu.
• Menteri Susi Teriak Saat Lihat Suguhan Buat Menteri Keuangan, Panitia Minta Maaf dan Buru-Buru Ganti
• Jokowi Beberkan Menteri Kabinet Jilid II, Komposisi Kalangan Profesional Lebih Besar daripada Partai
Kabar tersebut membuat nama Tri Rismaharini digadang-gadang akan menjadi kandidat calon Presiden di Pemilihan Presiden 2024 dan masuk kabinet Menteri Jokowi.
Lantas apakah nanti Tri Rismaharini akan menjadi Gubernur DKI Jakarta, Menteri Jokowi atau Calon Presiden di Pilpres 2024?
Kini Tri Rismaharini menjawab isu dirinya dicalonkan Jokowi menjadi menteri saat diwawancarai secara eksklusif oleh Aiman Wicaksono di Kompas TV pada Senin, (19/8/2019).
Berawal dari Aiman yang bertanya kepada Tri Rismaharini tentang pengeluaran anggaraan untuk pengelolaan sampah di DKI Jakarta yang mencapai 3,7 Triliun.
• Ikut Jokowi Hadiri Upacara HUT ke-74 RI, Penampilan Jan Ethes Pakai Baju Adat Bali Curi Perhatian
• Digadang Masuk Kabinet Jokowi-Amin, Ini Reaksi Emil Dardak
"Ibu pada waktu kedatangan anggota DPRD DKI Jakarta, Ibu kaget ketika mendengar pengelolaan sampah di DKI Jakarta 3,7 Triliun. Sampai 2-3 kali mengucapkan kata 'berapa'," tanya Aiman.
Menurut Tri Rismaharini anggaran pengelolaan sampah di Jakarta yang mencapai 3,7 Triliun sangatlah besar.
"Ya, uang segitu gede (besar -red)," jawab Tri Rismaharini sambil tersenyum.
Aiman Wicaksono pun mengingatkan Wali Kota Surabaya ini bahwa luas kota Jakarta 2 kali kota Surabaya.
"Jika Jakarta lebih luas wajar anggarannya lebih banyak meskipun Rp 30 miliar ke Rp 3,7 triliun sih jauh sekali memang," ujar Aiman.
"Saya nggak ngomong itu. Tapi saya nggak tahu penggunaannya untuk apa. Tapi saya memang kaget karena besar sekali gitu," tutur Risma.
Hingga pada akhirnya, Aiman Wicaksono sebagai pembawa acara menyinggung sekaligus mempertanyakan soal isu Wali Kota, Tri Rismaharini yang akan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2022.
Tri Rismaharini mengaku bahwa dirinya memiliki prinsp bahwa jabatan itu tidak elok diminta lantaran hal itu adalah sesuatu yang sungguh berat.
• Prabowo Sebut Gerindra Dapat Cobaan: Jangan Ada Kader yang Sedih, Kita Berada di Jalan yang Mulia
• Tegaskan Jadi Oposisi Jokowi-Maruf Amin, Presiden PKS: Jangan Baperan & Kriminalisasi Oposisi
"Yang pertama, sekali lagi saya nggak tahu dan yang kedua saya memang punya prinsip jabatan itu nggak boleh diminta terutama jadi kepala daerah karena itu sangat berat sekali dan di daerah itu cuma ada satu. Semua akan tergantung pada satu sosok ini. Nah, karena itu saya tidak berani untuk pengen atau tidak berani untuk mengatakan saya yakin dan saya bisa karena itu pasti berat. Ya, apapun itu.
Tri Rismaharini menyebut menjadi Wali Kota adalah sebuah takdir Tuhan yang tidak bisa ia hindari.
"Nah, kalau dia ngomong kenapa kemarin Bu Risma mau menjadi Wali Kota?"
Saya sudah berusaha menghindar tapi ternyata saya nggak bisa. Itu yang namanya takdir. Nah, kalau takdir Tuhan seperti itu saya nggak bisa menghindar," ucap Tri Rismaharini.
"Apakah ibu sebenarnya tidak ngin menjadi pemimpin daerah?" tanya Aiman lagi.
"Sebenarnya iya," jawab Risma dengan tegas.
• Penampilan Jan Ethes dan Sedah Mirah saat Diajak Jokowi Melihat Upacara HUT RI ke-74
• Jokowi Lakukan Ini di Upacara HUT RI, Beda dari Presiden Lain, Jurnalis Senior: Paspampres Deg-Degan
Sang pembawa acara semakin penasaran dan menggali makna ucapan Risma yang tidak ingin menjadi pemimpin daerah.
"Kenapa ibu karena ibu memimpin 2 periode ini dengan tingkat kekuasaan yang di atas rata-rata hingga mendapat ratusan penghargaan?' tanya Aiman.
Dalam kesempatan itu, Tri Rismaharini mengungkapkan keinginannya untuk membahagiakan setiap warga lantaran itu adalah bentuk tanggung jawab dirinya sebagai seorang kepala daerah.
"Mas Aiman ya kan orang nggak bisa dinilai dari penghargaannya. Saya tahu orang percaya dengan kapasitas saya. Tetapi kan tidak bisa seperti itu.
Rakyat tidak menilainya seperti itu. Misalkan, ada rakyat yang merasakan sentuhan saat Risma jadi wali kota.
Saya nggak tahu, maka saya sampaikan ke seluruh ketua RT, ketua RW, lurah, camat dan kepala dinas tolong cari orang-orang yang sakit, anak-anak yatim dan orang-orang terlantar tolong dicari ayo kita rawat.
Saya tahu kemampuan uang kami terbatas tetapi itu kan kewajiban saya sebagai kepala daerah. Saya harus menyelesaikan masalah itu," kata Risma.
Ternyata, Tri Rismaharini tak ingin jika ada sebuah ketikadilan yang dilakukan selama menjabat wali kota justru menjadi penghampat dirinya masuk surga.
"Saya tidak ingin jika someday (suatu hari nanti -red) kita semua dan saya ada di Padang Mahsyar. Kemudian saya ditanya malaikat 'Risma kamu nggak bisa masuk surga karena ada satu wargamu yang terlantar. Karena kamu tidak adil'. Ya, mungkin aja kan itu jadi penghambat saya masuk surga,"
• Surya Paloh Disebut Ajak PKB, Golkar & PPP Tolak Gerindra, Arief Poyuono: Ini Ancaman untuk Jokowi
• Megawati Tersenyum Lebar di Sidang Tahunan MPR, Pengamat Singgung Suasana Kebatinan di Kongres PDIP
Tak tanggung-tanggung Risma mengungkapkan ketakutannya saat menjabat Wali Kota untuk yang kedua kalinya.
"Saya terpilih sebagai Wali Kota dalam periode kedua pun saya mengucapkan 'Innalilahi Wa Innnalillahi Rojiun'. Kenapa? Karena saya tidak mengatakan 'Alhamdulillah' karena saya takut. Jadi kalau saya dalam kesulitan saya selalu berdoa kepada Tuhan 'Ya, Tuhan saya tidak minta jabatan ini. Tolong bantu saya menyelesaikan ini'" ucap Risma.
Tri Rismaharini sebagai kepala daerah ramai disebut menjadi calon kuat menteri Jokowi karena memiliki segudang prestasi saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Namun Tri Rismahari menganggap pertimbangan dalam menentukan seorang menteri tidak demikian.
"Matematika jabatannya tidak seperti itu, pasti ada faktor lain," kata Risma dikutip pada Selasa (19/8/2019).
Ia kemudian mengaku tak pernah sekalipun membayangkan menduduki jabatan sebagai menteri di Kabinet Kerja, Jokowi.
• Rocky Gerung Umpamakan Anies & Ahok Capres-Cawapres 2024,Politisi Nasdem: Dia Ngomong Apa Sih?
• Kerja Anies Baswedan dengan Ahok sempat Dibandingkan Effendi Gazali, Gubernur DKI: Kita Pegang Janji
"Saya tidak pernah membayang-bayangkan," ucap Risma.
"Untuk apa dibayangkan," tambahnya.
Kemudian Aiman bertanya lagi apa jawaban Tri Rismaharini jika suatu hari nanti presiden terpilih Joko Widodo meminta Risma ikut membatu di pemerintahan Jokowi.
"Ya nanti saya nggak tahu yang bisa jawab nanti Tuhan," jawab Risma dengan santai.
Risma lantas menjawab soal dirinya digadang-gadang sebagai kandidat capres di Pilpres 2024.
Dengan tegas, Tri Rismaharini mengaku dalam mimpi saja ia tak pernah berharap untuk menjadi capres.
"Tadi saya sudah sampaikan, kok berani-beraninya seorang Risma bermimpi atau membayangkan," ujar Tri Rismaharini.
"Saya terus terang ambisi aja enggak, bermimpi aja enggak," tambahnya.
Aiman Witjaksono seolah tak percaya dengan jawaban Tri Rismaharini.
• Ahok Disebut Bakal Jadi Menteri di Kabinet Jokowi, BTP: Tugas Saya Hanya Berkunjung ke Daerah
• Mengenal Tanaman Bajakah yang Disebut Bisa Sembuhkan Kanker, Sempat Dianggap Tanaman Mistis
"Ibu yakin dengan apa yang ibu katakan?" tanya Aiman Witjaksono.
Tri Rismaharini mengaku dirinya sangat yakin.
"Iya yakin," tegas Tri Rismaharini.
Kemudian Aiman mempertanyakan apa yang Risma capai dalam hidup dan bukan dalam hal kepemimpinan.
"Saya berharap saya bisa punya arti untuk orang lain," kata Risma.
Tri Rismaharini mengaku dalam hidupnya ia hanya ingin memiliki arti untuk orang lain tak peduli dengan jabatan apapun yang dipegang.
"Saya berharap saya punya arti untuk orang lain dalam jabatan apapun," jelas Tri Rismaharini.