"Ada tujuh kali saya gagal mencoba buat donat. Tiap pulang kerja, suami saya suruh coba donat buatan saya dan sering kali dia bilang rasanya tidak enak," papar perempuan asli Banyuwangi itu.
Tidak berputus asa, Ika terus bereksperimen dan memodifikasi bahan dan takaran resep hingga menemukan produk yang sesuai dengan selera suaminya dan sanak keluarganya.
"Setidaknya saya mengeluarkan uang Rp 500 ribu untuk beli bahan dan bereksperimen hingga akhirnya jadi produk yang layak jual," kata perempuan berzodiak Libra ini.
• Kisah Sukses Blendi Tewel Bu Nunik, Kuliner Khas Blitar yang Pedas & Nagih, Tembus Singapura-Taiwan
Dengan memberi label Donat Nananini, Ika mengemas produknya dalam beberapa kemasan kotak kue yang cantik.
"Ada yang satu box berisi enam buah donat berukuran mini dengan aneka toping, harganya Rp 7.000 per box. Ada box lain berisi dua donat medium, harganya Rp 5.000 per box," kata Ika.
Ika mengaku, pemasaran produknya dilakukan secara langsung maupun membuka sistem pre order di berbagai akun media sosial seperti Instagram, facebook dan juga Wattsapp.
"Rata-rata pesanan donat yang masuk 300 box setiap bulannya," kata Ika.
Diversifikasi produk
Untuk memperbesar skala usahanya, Ika juga menambah ketrampilannya. Ia mulai belajar memproduksi makanan ringan lainnya, pisang pasir dan jamu.
"Semuanya dalam satu label, yaitu Nananini. Produk pisang pasirnya bernama Banananini_Surabaya dan produk jamunya dinamai Kunyit Asam Nananini dan Sinom Nananini," ungkapnya.
Dalam memproduksi donat, pisang pasir dan jamu, perempuan lulusan SMAN 1 Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi itu dibantu sang suami, dan anggota keluarga lainnya.
• Kisah Sukses Elita Yuwana Raup Jutaan Rupiah dari Kreasi Decoupage, Sempat Diekspor ke Pakistan
"Kalau sekarang saya sendiri bisa memproduksi 100 produk setiap hari. Ke depannya berharap bisa memproduksi lebih dari itu dan bisa memberi lapangan kerja untuk banyak orang," harap Ika.
Bercita-cita memiliki usaha besar, Ika bertekad menjaga kualitas produk.
Satu di antaranya, memilih bahan baku yang berkualitas.
Untuk produk pisang, Ika menggunakan pisang kepok.
Kemudian pada produk jamu, ia menjamin gula yang dipakainya adalah gula asli.
"Jadi walaupun produk kami ini harganya di bawah Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu, tapi untuk kualitas bahannya, kami tidak main-main," tandas Ika. (Surya/Hefty Suud)
• Kisah Sukses Bisnis Camilan Trenggalek Jamur Mantan, Olah Permainan Kata PHP Buat Branding Produk