Sang kakak tak mengizinkan Heldy pergi karena selain perjalanan ke Samarinda hanya bisa dengan kapal menyusuri Sungai Mahakam selama dua jam, suasana akan sangat ramai setiap kali Presiden Soekarno berpidato.
Maka Heldy hanya bisa mendengarkan pidato Bung Karno di radio. Bagi Heldy, yang penting bukanlah isi pidato, melainkan kebesaran dan ketokohan sosok yang fotonya banyak terpasang di dinding rumah orang tuanya itu.