Ia berkisah, pada suatu waktu ia dan keluarga baru saja pindah ke Sumba Tengah.
Sebagai anak baru, Marion Jola tak memiliki teman.
• Raffi Ahmad Goda Nagita Slavina yang Punya Tas Hermes Rp1,5 M, Gigi Merendah: Itu Kulit Bohongan
Saat itu Marion Jola mengikuti lomba bernyanyi, namun sepulang dari perlombaan asisten rumah tangga Marion Jola datang dengan berita buruk.
Ternyata para tetangga dan anak-anak sekitar yang belum dikenal Marion Jola menyebarkan gosip buruk tentangnya.
"Anak SD waktu itu aku kelas 5 kelas 6, aku tuh digosipinnya gini, 'Lala itu kalau dikasih Rp2.000 mau diajak ke mana aja ngapain aja, di semak-semak pun mau'," ujar Marion Jola.
"Sejahat itu dan itu aku masih kecil," lanjutnya.
Marion Jola merasa sangat sedih dengan gosip yang beredar di masyarakat saat itu karena faktanya, ia bahkan jarang keluar rumah untuk bermain.
• Jujur Pernikahan dengan Reino Barack Ada Aspek Bisnis, Syahrini: Nikah pun Diduitin Gitu
Sempat stres
Marion Jola mengatakan, bully-an yang diterimanya itu ternyata memengaruhi kondisi psikologisnya.
Ia kerap pulang dari sekolah dengan berlinang air mata karena merasa sakit hati.
Setiap Marion Jola merasa tertekan, ia juga mengaku merasakan migrain dan sangat mengganggu hari-harinya.
• 11 Ciri Orang dengan EQ Lemah, di Antaranya Selalu Negatif, Suka Salahkan Orang, dan Pendendam
Menanggapi keluhan putrinya, ibunda Marion Jola hanya dapat menenangkan dan meminta Marion tak menyimpan dendam.
"Mama bilang emang susah cari teman sayang kalau memang orang-orang pada iri. Apalagi aku anak dari Kupang, waktu itu SD sudah bawa handphone kan, emang minta di-bully begitu," kata dia.
• Download Lagu MP3 Shall We? Chen EXO dari Album Terbaru Dear my dear, Lengkap Terjemahan Lirik
Beruntung, karakter ayah Marion yang tegas dan ibunda yang religius berhasil membuat Marion Jola bangkit dari keterpurukan.
Ia akhirnya dapat mengampuni kesalahan-kesalahan orang yang pernah membulinya dan berdamai dengan diri sendiri.