Sewa Mobil dari Jakarta, Komplotan Pencuri Satroni Tiap Swalayan di Tulungagung, Bisa Raup Rp 2 Juta
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Polsek Ngunut menangkap lima orang, komplotan pencuri spesalis swalayan antar kota.
Mereka berasal dari Jakarta dan sudah beraksi di Ponorogo, Tulungagung, Blitar dan Kabupaten Tulungagung.
Dua di antara anggota komplotan ini masih anak-anak, yaitu FI (13) dan adiknya MA (11).
Dibantu oleh Rinata (21), warga Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, keduanya menjadi eksekutor.
• UMK Tulungagung 2020 Akan Diputuskan Besok, Dinas Tenaga Kerja Jamin Nominal di Atas UMP Jawa Timur
• 7 Pasangan Ini Dirazia Satpol PP Tulungagung Hanya Punya Surat Nikah Siri, Digiring untuk Didata
• Komplotan Pencuri Spesialis Swalayan Asal Jakarta Ditangkap di Tulungagung, Dua Pelaku di Bawah Umur
Namun hasil penyidikan, MA tidak terlibat dan sekedar ikut-ikutan.
Sementara Muhammad Jaelani (35), warga Kelurahan Petamburan, Kecamatan tanah Abang, Jakarta Pusat bertugas sebagai sopir dan mengawasi situasi di luar toko.
Kawanan ini diotaki Deni Supriyanto (22), warga Kelurahan Kebon Melati, yang juga bertugas mengalihkan perhatian.
Saat Deni mengalihkan perhatian penjaga swalayan, FI dan Rinata memasukkan barang curian ke dalam rok.
“Jadi komplotan ini berangkat dari Jakarta menuju ke Blitar, memang khusus untuk beraksi di sepanjang perjalanan,” ungkap Kapolsek Ngunut Kompol Siti Nurinsana, Senin (4/11/2019).
Di Tulungagung komplotan ini sudah beraksi di lima swalayan, salah satunya di Swalayan Aria, di Jalan Raya Tulungagung-Blitar, Lingkungan 6 Desa/Kecamatan Ngunut.
Komplotan ini berhasil digulung saat beraksi di Swalayan Agung Mart, tidak jauh dari swalayan Aria, Jumat (1/11/2019) malam.
Tiga swalan lainnya belum diketahui, karena para tersangka mengaku lupa.
“Dari keterangan para tersangka, mereka berangkat 26 Oktober 2019 dari Jakarta. Di sepanjang jalan mereka beraksi,” sambung Siti.
Dalam satu kali beraksi kawanan ini bisa menyatroni lima swalayan yang berbeda-beda.
Rinata sempat memraktikkan bagaimana dia mengambil satu kaleng susu formula, dan memasukkan ke dalam rok.
Kaleng susu berukuran 800 gram itu dijepit di antara paha, kemudian Rinata berjalan pelan agar tidak jatuh.
“Sekali beraksi hanya ambil satu (kaleng). Yang lain (barang kecil seperti minyak telon) dimasukkan saku rok,” ujar Rinata.
Sementara otak kawanan ini, Deni Supriyanto mengaku setiap beraksi bisa mengambil barang senilai Rp 2.000.000.
Barang-barang itu dikirim ke seorang penadah di Jakarta menggunakan jasa mengiriman barang kereta api.
Setelah barang sampai penadah, uang akan dikirim lewat transfer rekening.
“Uangnya kemudian untuk biaya operasional, sama dibagi-bagi,” tutur bekas relawan penjaga perlintasan kereta api di Tanah Abang, Jakarta Pusat ini.
Deni pula yang membagikan uang hasil penjualan barang curian ini.
Rinciannya, Rp 300.000 untuk membayar rental mobil per hari, Rp 300.000 untuk dirinya dan Jaelani.
Sedangkan Rinata, FI dan MA sama-sama mendapat bagian Rp 250.000 per orang.
“Sisanya untuk operasional, seperti makan dan menginap di hotel,” pungkas Deni.