Pemilik Pabrik Tahu di Tropodo Sidoarjo Deklarasi Tak Menggunakan Bahan Bakar Limbah Sampah Plastik

Penulis: Kukuh Kurniawan
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penandatanganan deklarasi antara Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dengan para pemilik pabrik tahu Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Selasa (26/11/2019).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah beserta 47 pemilik pabrik tahu yang ada di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo mendeklarasikan untuk tidak akan lagi memakai limbah sampah plastik.

Ada enam poin deklarasi yang dibacakan oleh para pemilik pabrik tahu tersebut.

Enam poin deklarasi itu adalah :

1). Tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik pada proses pembuatan tahu
2). Akan menggunakan bahan bakar alternatif yang aman dan ramah bagi lingkungan
3). Tidak akan menimbulkan polusi yang berdampak pada lingkungan
4). Menaati segala peraturan dan perundangan yang berlaku
5). Menjaga kualitas tahu yang dihasilkan
6). Mengurangi gas buang pada proses produksi tahu.

Proyek Box Culvert di Sidotopo Wetan Dianggap Mangkrak, Jawaban Pemkot Surabaya: Ada Kendala Teknis

Seusai deklarasi dibacakan, Saiful Ilah bersama para pemilik pabrik tahu langsung melihat berbagai bahan bakar alternatif.

Bahan bakar alternatif yang digunakan pemilik pabrik tahu nantinya sebagai pengganti limbah sampah plastik.

Adapun dua bahan bakar alternatif yang disiapkan yaitu gas (CNG) dan wood pellet.

Bupati Sidoarjo ini mengatakan, deklarasi yang dilakukan adalah sebagai bentuk keseriusan dan tanggung jawab antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo serta para pemilik pabrik tahu.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, penggunaan limbah sampah plastik dapat menimbulkan polusi.

Sampah plastik yang dibakar justru membuat pencemaran udara.

"Karena penggunaan sampah plastik dapat menimbulkan polusi. Selain itu dengan sampah plastik dibakar dapat mencemari udara sehingga Pemkab Sidoarjo bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur melarang keras pemakaian sampah plastik tersebut. Dan sebagai pengganti bahan bakar sampah plastik, telah kita siapkan bahan bakar alternatif berupa wood pellet atau memakai gas," ujar Saiful Ilah kepada wartawan TribunJatim.com, Selasa (26/11/2019).

All New Mazda CX-8 Usung Mesin SKYACTIV-G 2.5, Segini Harganya!

Saiful Ilah menjelaskan, bahwa pihaknya akan bertindak tegas bilamana ada pemilik pabrik tahu yang ketahuan masih menggunakan limbah sampah plastik dalam proses pembuatan tahu.

"Bila pemilik pabrik tahu tidak menaati deklarasi maka akan kita tutup tempat usahanya," sambung Saiful Ilah.

Saiful Ilah mengungkapkan, bahwa untuk bahan bakar alternatif, pihaknya berjanji akan memberikan subsidi kepada para pemilik pabrik tahu.

"Tentu pasti akan kita bantu dan kita subsidi. Namun semuanya harus dibicarakan dahulu bersama Gubernur," ucap Saiful Ilah.

Penandatanganan deklarasi antara Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dengan para pemilik pabrik tahu Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Selasa (26/11/2019). (TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN)

Meski enam poin deklarasi sudah dibacakan oleh para pemilik pabrik tahu, masih ada sebagian dari mereka yang keberatan dengan bahan bakar alternatif pengganti sampah plastik.

Pasalnya, bahan bakar alternatif yang ditawarkan tersebut dirasa terlalu mahal serta sulit untuk mendapatkannya.

Seorang pemilik pabrik tahu pun mengungkapkan keluhannya saat ditemui wartawan TribunJatim.com.

Salah satu pemilik pabrik tahu di Kabupaten Sidoarjo ini bernama Gufron.

Gufron mengatakan, ia dan pemilik pabrik tahu lainnya hanya meminta bantuan pemerintah berupa ketel dengan bahan bakar berupa kayu bakar.

"Para pemilik pabrik tahu hanya meminta bantuan ketel saja. Karena ketel yang memakai kayu bakar harganya mahal sekitar Rp. 70 juta," ujar Gufron kepada TribunJatim.com, Selasa (26/11/2019).

Gufron merasa bahan bakar alternatif yang ditawarkan yaitu wood pellet dan gas (CNG) sangat mahal serta tidak mampu untuk memanaskan ketel.

"Yang paling mudah ya tentunya memakai kayu bakar karena kayu bakar mudah untuk didapatkan. Dan menurut saya, bahan bakar alternatif yang ditawarkan justru bukan solusi," terangnya.

PT Eurokars Motor Indonesia Resmi Luncurkan All New Mazda CX-8 Hari Ini di Surabaya

Sementara, pemilik pabrik tahu lain yang bernama Lukman mengaku keberatan dengan deklarasi tersebut.

"Sebenarnya permintaan saya dengan teman teman lainnya sama yaitu meminta ketel dengan bahan bakar kayu bakar. Dan saya juga keberatan dengan bahan bakar alternatif yang ditawarkan karena lebih mahal," tambahnya.

Meski mengaku keberatan, dirinya menuruti teman teman sesama pemilik pabrik tahu.

"Lihat teman teman yang lain. Kalau teman teman beralih memakai bahan bakar alternatif tentunya mau tidak mau saya juga ikut memakainya," pungkasnya.

Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dan Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Drajat Irawan saat mencoba tahu produksi Desa Tropodo yang memakai bahan bakar alternatif wood pellet, Selasa (26/11/2019). (TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN)

Imbau Tenant Tak Gunakan Atribut Natal, Surat Edaran MOG Malang Malah Viral di Grup WhatsApp

Berita Terkini