Sementara itu, Kepala Bagian Humas Unej Agung Purwanto mengaku tidak mengetahui pemberhentikan Akhmad Taufiq dari jabatan Ketua LP3M.
"Saya tidak tahu soal itu," ujar Agung saat konferensi pers menanggapi pemberitaan hasil pemetaan radikalisme di kalangan mahasiswa tersebut, Selasa (26/11/2019).
Humas Unej dan Ketua Tim Pemetaan Pemikiran Keagamaan di LP3M Unej, Akhmad Munir, menggelar konferensi pers, Selasa (26/11/2019). Konferensi pers itu menanggapi pemberitaan seputar 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme.
Dalam paparannya, Munir mengatakan dari hasil pemetaan terhadap mahasiswa di tahun 2017 itu memang diketahui ada benih-benih pandangan radikal di kalangan mahasiswa Unej. Munir juga menyebutkan sejumlah program deradikalisasi yang sudah dilakukan Unej. Langkah berupa langkah umum seperti rekonstruksi kurikulum, juga pengetatan penerimaan dosen agama, juga langkah khusus seperti konseling untuk mereka yang terpapar pandangan radikalisme.
Sementara terkait pencopotan Akhmad Taufiq dari jabatan Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember, Rektor Universitas Jember (Unej) M Hasan tidak menampik pemberhentian tersebut terkait pemaparan hasil pemetaan 22 persen mahasiswa Unej terpapar paham radikalisme.
Menurut M Hasan, apa yang dilakukan Taufiq termasuk melanggar sumpah jabatan.
"Apa yang dilakukan yang bersangkutan termasuk melanggar sumpah jabatan. Karena terkait hasil pemetaan itu sudah saya minta untuk dirahasiakan, itu sumpah jabatan, atau atas perintah. Karena saya melakukan itu juga tidak sembarangan, karena memikirkan banyak pihak, ada orang tua juga stake-holder," ujar Hasan yang diwawancarai media usai memimpin prosesi pemberhentian dan pengangkatan Ketua LP3M Unej, Rabu (27/11/2019).
Hasan mengakui di tahun 2017, memang ada pemetaan terhadap pandangan terhadap paham radikalisme di kalangan mahasiswa Unej. Itu dilakukan karena ada seorang mahasiswa yang mengaku keluar dari salah satu organisasi yang berafiliasi dengan gerakan terorisme di Indonesia. Pihak Unej akhirnya memutuskan melakukan pemetaan di kalangan mahasiswa untuk melihat situasi mahasiswa terkait paham radikalisme.
Hasan mengakui hasil dari pemetaan itu cukup mengejutkan. Dia mengakui hasil dari pemetaan itu sudah disampaikan kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ketika mereka sedang membuat kegiatan di Unej pada Juli 2019.
Hanya saja, Hasan melihat instrumen pemetaan yang dipakai oleh tim peneliti masih harus diuji lagi. "Meski begitu, kami tetap memakai hasil pendataan itu. Kami pakai untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Pencegahan itu antara lain melalui kurikulum PAI, dan PKN, juga ada konseling, dan konsultasi. Manajemen masjid juga dilakukan, bahkan jauh sebelum ada pemetaan ini. Juga ada kunjungan ke pondok pesantren. Langkah-langkah sudah kami lakukan," tegas Hasan.
Hasan menambahkan, jika ada pihak yang ingin meneliti tentang radikalisme di Unej, dia menyilahkan saja, asalkan dengan instrumen yang teruji, dan valid.
Serah terima jabatan Ketua LP3M dari Akhmad Taufiq kepada penggantinya dilakukan pada Rabu (27/11/2019). Pemberhentikan Taufiq ini sepekan setelah dia memaparkan hasil pemetaan radikalisme di kalangan mahasiswa Unej di salah satu forum di Festival HAM. Pengganti Taufiq adalah Bambang Sujanarko.
Diwawancarai sebelumnya, Taufiq menerima keputusan rektor itu. Sebab pemberhentian dan pengangkatan seseorang di sebuah jabatan di perguruan tinggi merupakan hak dan wewenang rektor.
"Saya legawa menerima keputusan ini," ujar Taufiq. (Sri Wahyunik/Tribunjatim.com)