Warga juga meyakini pelakunya masih berkeliaran dan masih akan mencari mangsa.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Hendi Septiadi mengaku, sudah menerima laporan kematian misterius sapi-sapi itu.
Bahkan, tim dari Polsek Sendang juga sudah turun ke lapangan melakukan penyelidikan.
Namun, proses penyelidikan ini terkendala, karena bangkai sapi-sapi itu tidak ditemukan.
Padahal, bangkai sapi itu diperlukan, untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Kalau bangkainya tidak ada, kan tidak bisa dilakuan autopsi dan memastikan penyebab kematiannya,” terang Hendi.
Karena tidak ditemukan bangkai, proses penyelidikan mengalami kendala.
• Kisah Pilu Dina Oktavia #1, Dapat Fasilitas Rusun Gratis dari Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim
Sebelumnya, Kades Nyawangan Sabar mengungkapkan, dari pelacakannya, tujuh sapi yang mati dijual warga.
Salah satu alasannya, warga tidak mau merugi.
Sapi itu hanya laku Rp 2.500.000 hingga Rp 3.000.000.
Padahal, dalam kondisi hidup, satu ekor sapi yang mati bisa alku sekitar Rp 17 juta.
Sehingga, muncul kecurigaan, sapi-sapi itu mati karena diracun pihak tertentu.
Tujuannya agar warga menjual sapinya dengan harga murah, kemudian dagingnya akan dijual di pasar seperti daging pada umumnya.
• Kisah Pilu Dina Oktavia #5, Pemkot Surabaya Pastikan Intervensi Bantuan Kesehatan dan Psikolog