Sapi Diracun di Tulungagung

21 Sapi Mati Misterius Diduga Diracun, Ketua DPRD Tulungagung Berharap Polisi Lakukan Penyuluhan

Penulis: David Yohanes
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seekor sapi yang mati tengah digotong warga

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG, Ketua DPRD Tulungagung, Marsono mengaku, sudah menerima laporan kematian sapi-sapi di wilayah Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Dari laporan warga yang diterimanya, sekurangnya sudah ada 21 sapi yang mati misterius.

“Kalau yang disampaikan warga ke saya, matinya karena racun,” ungkap Marsono, Selasa (3/12/2019).

Meski demikian, Marsono mengaku belum melakukan cek ulang satu per satu atas laporan itu.

Sapi-sapi yang dilaporkan mati adalah sapi yang gemuk.

Kisah Pilu Dina Oktavia #4, Wali Kota Risma Beri Bantuan Pribadi, Pemkot Surabaya Siapkan Pengawalan

Muncullah sebuah kecurigaan, bahwa kematian sapi-sapi ini disengaja agar pemiliknya menjual dengan harga murah.

“Indikasinya ini kejahatan, ujung-ujungnya adalah masalah daging,” tegas Marsono.

Marsono yang juga warga Kecamatan Sendang tahu kondisi ketakutan yang dialami warga.

Setiap malam mereka berjaga, karena takut pelaku kembali beraksi.

Kisah Pilu Dina Oktavia #3, Bersyukur Dapat Banyak Perhatian, Ibu Muda Ini Ingin Hidupnya Lebih Baik

Apalagi, kondisi ini tidak hanya terjadi di Desa Nyawangan, tapi juga beberapa wilayah desa lain, seperti di Desa Sendang, Picisan dan sebagian Tugu.

“Setiap saya pulang malam, jam sebelas atau jam dua belas, di gang-gang ada warga yang berjaga,” ungkap Marsono.

Marsono berharap ada peran dari Polres Tulungagung untuk melakukan penyuluhan.

Harapannya warga kembali tenang, dan situasi kembali aman serta kondusif.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung dibuat resah dengan kematian delapan sapi, dalam rentang kurang dari dua bulan.

Kisah Pilu Dina Oktavia #2, Banjir Perhatian, Dina Bersyukur Dapat Fasilitas Rusun Gratis

Sapi-sapi itu diyakini mati karena diracun pihak tertentu.

Warga juga meyakini pelakunya masih berkeliaran dan masih akan mencari mangsa.

Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Hendi Septiadi mengaku, sudah menerima laporan kematian misterius sapi-sapi itu.

Bahkan, tim dari Polsek Sendang juga sudah turun ke lapangan melakukan penyelidikan.

Namun, proses penyelidikan ini terkendala, karena bangkai sapi-sapi itu tidak ditemukan.

Padahal, bangkai sapi itu diperlukan, untuk memastikan penyebab kematiannya.

“Kalau bangkainya tidak ada, kan tidak bisa dilakuan autopsi dan memastikan penyebab kematiannya,” terang Hendi.

Karena tidak ditemukan bangkai, proses penyelidikan mengalami kendala.

Kisah Pilu Dina Oktavia #1, Dapat Fasilitas Rusun Gratis dari Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim

Sebelumnya, Kades Nyawangan Sabar mengungkapkan, dari pelacakannya, tujuh sapi yang mati dijual warga.

Salah satu alasannya, warga tidak mau merugi.

Sapi itu hanya laku Rp 2.500.000 hingga Rp 3.000.000.

Padahal, dalam kondisi hidup, satu ekor sapi yang mati bisa alku sekitar Rp 17 juta.

Sehingga, muncul kecurigaan, sapi-sapi itu mati karena diracun pihak tertentu.

Tujuannya agar warga menjual sapinya dengan harga murah, kemudian dagingnya akan dijual di pasar seperti daging pada umumnya.

Kisah Pilu Dina Oktavia #5, Pemkot Surabaya Pastikan Intervensi Bantuan Kesehatan dan Psikolog

Berita Terkini