Menurut Tanri Abeng, data-data dari berkas yang diterimanya memperlihatkan tidak satupun dari direksi Garuda Indonesia saat itu yang tahu duduk persoalannya.
Maka Tanri Abeng berencana mengganti seluruhnya.
• Jabat Presiden, Soeharto Ramal Kondisi Indonesia pada Abad 21, Pengamat: Ramalan Soeharto Benar
Tanri Abeng kembali ke kantor yang masih menumpang di Bappenas untuk membicarakannya dengan Marzuki Usman dan Ruru.
Mereka mempunyai pandangan yang sama, namun ada usulan untuk tidak mengganti dirutnya.
Hal ini lantaran dirut Garuda Indonesia saat itu adalah mantan ajudan Soeharto yang baru saja ditempatkan di sana.
Konon tidak ada yang bisa menggeser mantan ajudan yang ditugaskan Soeharto di suatu tempat.
Namun situasinya saat itu mengharuskan Tanri Abeng untuk memilih seorang praktisi yang kompeten dan disukai pasar.
Ia memutuskan mengambil risiko itu.
• Tembakan Meletus, Pengawal Ungkap Cara Soeharto Hadapi Detik-detik Mencekam Jumpa Pers di Bosnia
Terus terang Tanri Abeng merasa gugup pada pertemuan empat mata ketiga dengan Soeharto, tetapi ini harus cepat.
Tanri Abeng kemudian kemukakan usulan pembenahan Garuda Indonesia selengkapnya kepada Soeharto.
Soeharto mendengarkan, kemudian ia tersenyum dan mengatakan, “Mengapa hanya dirutnya? Diganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia.”
Hari itu juga Soeharto menyetujui penggantian Dirut Garuda Indonesia beserta jajaran direksinya.
Langkah tegas Soeharto juga tampak saat ia melakukan pembenahan di BUMN lain yakni Pertamina.
• Kisah Tien Soeharto Pernah Nyuekin Ayah Prabowo, Setahun Lamanya, Selalu Buang Muka saat Berjumpa
Soeharto pernah mengambil sejumlah langkah tegas saat Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.
Dilansir dari buku "Pak Harto The Untold Stories", terbitan Gramedia, Soeharto bahkan membatalkan pembelian pesawat kepresidenan.