Batu punden itu kemudian ditata di halaman samping, menyatu dengan koleksi nyeleneh lainnya.
Meski begitu, Sutarji tetap mengizinkan kalau ada orang untuk nyadran.
“Setelah ada orang nyadran, saya panggil tetangga-tetangga untuk makan ingkung ayamnya,” pungkas Sutarji.
• Percakapan Terakhir Bripda Fredi dan Kakaknya Sebelum Tewas di Gunung Ringgit, Minta Pulsa, Firasat?
Kini, benda-benda yang dimiliki Sutarjo disimpan dalam tempat bak museum pribadi.
Tempat itu terletak di dekat halaman rumahnya.
Sebuah keranda mayat menjadi bagian dari koleksi museum nyeleneh pribadi milik Sutarji.
Ayah dua anak ini berkisah, keranda mayat itu berasal dari daerah Wlingi, Kabupaten Blitar.
Sebelumnya keranda ini dibuang karena dianggap membawa sial.
Sebab dalam waktu 47 hari, ada 43 orang meninggal dunia dan diangkut dengan keranda ini.
“Jadi orang gak mau pakai keranda ini lagi, kemudian dibuang begitu saja. Kemudian saya bawa pulang,” tutur Sutarji.
• Museum Nyeleneh Sutarji Tulungagung, Simpan Benda Orang Mati dari Keranda Mayat hingga Tali Pocong
Namun yang lebih membuat bulu kuduk merinding, Sutarji juga mengoleksi benda-benda orang mati lainnya.
Sebuah lemari disiapkan khusus untuk menyimpan koleksi tak lazim ini.
Di antaranya, belasan tali pocong.
Suami dari Tasmiati (54) ini memang kerap membantu pemakaman di desanya.
• SOSOK Gus Hilman di Mata Ketua PWNU Jatim, Disebut Pribadi Murah Hati, Entengan Seperti Abahnya
Bahkan dia masuk liang lahat untuk menata jenazah sebelum ditutup tanah.