TRIBUNJATIM.COM - Selain gemerlap kembang api yang menghiasi langit di malam tahu baru, sebaiknya hiasi pula diri ini dengan hal-hal positif lainnya di malam pergantian tahun.
Momen Tahun Baru bisa dirayakan dengan berkumpul bersama teman, sahabat, hingga keluarga sembari menikmati menu makanan malam tahun baru.
Tapi momen Tahun Baru 2020 juga bisa diisi dengan berdoa.
• 5 Resep Makanan yang Cocok untuk Acara Malam Tahun Baru, Ada Corndog hingga Hotdog Kentang
Misalnya umat Islam yang ingin beribadah saja dan tak ingin ikut hingar bingar perayaan tahun baru, biasanya akan menggelar berbagai amalan dan doa baik sendirian atau berjemaah.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam dianjurkan membaca doa khusus sebagai penutup tahun.
Walau sebenarnya yang diajarkan Nabi Muhammad adalah doa akhir tahun untuk tahun Islam atau hijriyah, namun kebanyakan ulama sekarang menganjurkannya juga untuk diamalkan di saat pergantian tahun baru masehi.
• 5 Doa untuk Menyambut Hari Natal 2019, Bisa Diamalkan dan Dipanjatkan di Masa Advent
Tujuannya untuk mengimbangi hingar bingar pesta tahun baru, agar kita tak melulu bersenang-senang dan akan lebih baik jika kita mendekatkan diri ke Allah saja.
Dikutip dari NU Online di artikel yang diterbitkan pada Selasa (13/10/2015), akhir tahun baru merupakan momentum untuk melihat diri sendiri.
Banyak hal terkait diri sendiri yang bisa diperhatikan dengan jujur.
• 3 Manfaat Puasa Ayyamul Bidh yang Dilaksanakan di Pertengahan Bulan, Simak Bacaan Niatnya!
Segala hal di tahun ini baik berupa kebaikan maupun keburukan diri kita, tidak lepas dari kekurangan.
Untuk itu, ada baiknya penutup tahun diisi dengan doa sebagai bentuk kepasrahan tertinggi kepada Allah.
Berikut ini doa wirid yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dibaca di akhir tahun:
Doa ini dimasukkan oleh Mufti Jakarta abad 19-20, Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.