3 Mahasiswa UMM Bikin Sistem Pintar Deteksi Kebakaran Hutan, Manfaatkan Teknologi Kecerdasan Buatan

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Arie Noer Rachmawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga mahasiswa UMM membuat sistem pendeteksi kebakaran hutan, Kamis (2/1/2020).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yaitu Billy Aprilio, Yasril Imam dan Ulfah Nur Oktaviana dari Prodi Teknik Informatika membuat sistem pintar mendeteksi kebakaran hutan.

Namanya Integrated Forest Fire Management Sistem.

Sistem ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.

Mal Pelayanan Publik Kota Malang Bakal Ditempatkan di Mal Alun-alun, Ada 400 Layanan Buat Masyarakat

“Cara kerja sistem ini dengan memanfaatkan sensor LM35 dan sensor Flame menggunakan Artificial Intelligence sebagai pemroses data,” ungkap Billy, ketua kelompok dalam rilis yang dibuat humas UMM, Selasa (2/1/2020).

Data di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018, luas lahan berhutan di Indonesia mencapai 93,5 juta hektare.

Namun kerap terjadi kebakaran terutama saat musim kemarau atau pembukaan lahan.

Batas Akhir Daftar Akun LTMPT 7 Januari 2020, SMA Negeri di Malang Mulai Pemeringkatan Siswa

Setiap tahun selalu ada kebakaran.

Data BNPB pada 15 September 2019, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebesar 328.722 hektare terbakar di 538 titik panas.

Dosen pembimbing Fakultas Teknik Nur Hayatin SST, MKom menyatakan sistem ini mampu mengurangi perluasan dampak kebakaran.

Kecelakaan Maut Mobil Vs Truk di Tol Gempol Tewaskan 3 Orang, Polisi Menduga Sopir Mau Pindah Jalur

Maka ketika terjadi kebakaran, maka sensor akan mendeteksi secara otomatis.

Selanjutnya sistem akan memberikan perintah untuk memompa air untuk disemprotkan ke titik terjadinya kebakaran.

Dijelaskan Billy, titik air didapatkan dari pembuatan penampungan air embun alami dengan menggunakan pemanen embun menggunakan jaring atau fog harvesting.

VIRAL Aib Wanita Terkuak di Hari Pernikahan, Videonya & Kakak Ipar Bercinta Ditayangkan, Endingnya?

Penyemprot akan menyemprotkan air pada periode waktu tertentu dan kemudian akan dilakukan pengecekan ulang terhadap suhu sekitar.

Jika dinilai masih terdeteksi suhu tinggi, maka penyemprot akan diaktifkan kembali.

Jika sensor mendeteksi kategori kebakaran hutan tingkat tinggi, maka sistem secara otomatis akan mengirimkan sinyal tempat kebakaran pada komputer pusat.

TERUNGKAP Misteri Kematian Pria Berlumuran Darah Depan Warkop Krian, Ditusuk Teman Pasca Pesta Miras

Halaman
12

Berita Terkini