Karena, menurut Irfa menjadi mediator harus memiliki sederet kapabilitas dan power.
"Kalau mau jadi mediator, Indonesia harus memiliki kapasitas dan power sehingga pendapatnya akan didengarkan. Karena menjadi mediator butuh energi besar. Sedangkan posisi Indonesia untuk itu masih belum. Kecuali lewat DK PBB tadi," pungkasnya.
• Bandar Narkoba di Surabaya, 5 Tahun Jalankan Bisnis Ilegal, Sempat Terima Paket Sabu 100 Gram
• Oppo A9 2020 Siap Launching, Kenalkan Warna Baru Vanilla Mint Edisi Disney, Flash Sale Via JD.ID