Kemudian, pada Maret dan September 2020, masing-masing senilai Rp21 miliar.
Dengan demikian, total kewajiban bayar utang pada 2019 dan 2020 senilai Rp69 miliar.
"Total sekitar Rp69 miliar yang sebagian belum termasuk pajak," ujar Moko.
• Cara Cetak Kartu Ujian di sscn.bkn.go.id untuk Ikut SKD CPNS 2020, Jangan Dilaminating
Selain itu, kata dia, tidak pernah ada permintaan persetujuan kepada Dewas TVRI untuk menyiarkan Liga Inggris.
"Tidak ada permintaan persetujuan resmi tertulis ke Dewas," kata dia.
• Peserta Wajib Legalisir Kartu Ujian CPNS 2019 Buat Tes SKD? Simak Penjelasan BKN Berikut
2. Kinerja Helmy Yahya dianggap tak sesuai visi dan misi TVRI
Ketua Dewan Pengawas TVRI, Arif Hidayat Thamrin mengatakan, sejak Helmy Yahya menjabat, TVRI terkesan terlalu mengejar share dan rating.
Padahal, kata dia, TVRI merupakan televisi publik sehingga berbeda dari televisi swasta.
"Seolah-olah Direksi TVRI mengejar rating dan share seperti televisi swasta. Kami ada APBN, harus bayar dalam bentuk membayar ke luar negeri," ujar Arif.
• VIRAL Driver Ojek Online Usia 68 Tahun Disumbang Netizen Ratusan Juta hingga Bisa Renovasi Rumah
Ia mengatakan, demi mengejar rating itu, akhirnya Dewan Direksi membeli sejumlah siaran asing, di antaranya Liga Inggris dan Discovery Channel.
Padahal, kata Arif, TVRI telah disarankan lebih banyak menayangkan program edukasi dan program-program lain yang sesuai dengan nilai ke-Indonesia-an.
"Tupoksi TVRI sesuai visi misi TVRI adalah televisi publik."
"Kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa. Prioritas programnya juga seperti itu," kata dia.
• VIRAL Guru Geografi Nikahi Artis Terkenal, Bermula dari Telepon, Kue Pernikahan Menyedot Perhatian
3. Rebranding TVRI dianggap tidak sesuai rencana kerja
Anggota Dewas TVRI, Maryuni Kabul Budiono mengatakan, pelaksanaan rebranding TVRI memang telah jadi program kerja yang ditetapkan.