Mengenal Kelenteng Hong Tik Hian, Tempat Ibadat Tridharma Tertua di Surabaya

Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perayaan Imlek dengan kehadiran Dewa Rezeki di Kelenteng Cokro, Jalan Cokroaminoto No 12, Tegalsari, Surabaya, Jumat (24/1/2020).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIMTRAVEL.COM, SURABAYA - Kelenteng Hong Tik Hian merupakan tempat ibadat Tridharma tertua di Surabaya, yang ada sejak tahun 1399.

Berdiri di kawasan Pecinan tepatnya Jalan Dukuh Gang 2 Bongkaran, Pabean Cantikan Surabaya bagian utara.

Letaknya di Jalan Dukuh membuat masyarakat sekitar mengenal tempat ibadat ini dengan sebutan Kelenteng Dukuh.

"Tempat ibadat ini sudah ada 500 tahun sebelum tahun 1899, usianya 700 tahun lebih," kata Ketua I Bidang Agama Ong Khing Kiong saat ditemui di Kelenteng Dukuh, Kamis (23/1/2020).

Tiba di Kelenteng Hong Tik Hian, kalian akan melihat dua bangunan terpisah ruas gang dan Kim Lo atau menara berwarna merah yang digunakan untuk pembakaran kertas sembahyang.

Begitu memasuki bagian dalam, bau harum khas dupa (hio) akan menyambut anda.

Cerita Dalang Soekar Moedjiono, Merawat Antusias Wayang Potehi di Kelenteng Hong Tik Hian

BREAKING NEWS - Ditemukan Remaja Bersimbah Darah, Terkapar di Teras Rumah Warga Tambaksari Surabaya

BREAKING NEWS - Terjebak di Dalam Alat Berat, Penambang di Tuban Tewas Tertimpa Batu Kapur

Semakin masuk ke dalam bangunan seluas 2.500 meter persegi, kalian akan melihat altar dengan rupang para dewa.

Pada tahun 1899 kelenteng ini mengalami pemugaran. Terdapat dua gedung peribadatan yang saling terhubung dan merupakan tempat ibadat dua lantai dengan pujaan utama Dewa Kong Tik Tjoen Ong.

Di masing-masing depan gedung dan lantai terdapat altar Hio Lo.

Pada 18 Maret 1983, kelenteng Hong Tik Hian mengalami kebakaran hingga kemudian dimulai pemugaran dan perluasan kembali.

"Pada tahun 1967 dibentuk perhimpunan tempat ibadat Tridharma, Bapak Ong Kie Thai sebagai Bapak Tridharma Indonesia," kata dia.

Arsitektur Tiongkok kuno berwarna merah dan emas yang mendominasi kelenteng ini, terdapat pula tulisan Mandarin dan ornamen naga.

Pada saat perayaan Tahun Baru Imlek, Kelenteng Hong Tik Hian ramai dikunjungi umat Tridharma untuk beribadah.

Kelenteng Dukuh juga digunakan sebagai sarana pertunjukan Wayang Potehi.

Jika kalian berkunjung ke Surabaya, berkunjung ke kelenteng Dukuh tak boleh dilewatkan sebab tempat ibadat ini masuk daftar cagar budaya Kota Surabaya.

Kampung Dukuh tak jauh dari Terminal Jembatan Merah Surabaya.

Dari terminal kalian bisa naik becak atau angkutan online menuju Kampung Dukuh sembari melihat panorama bangunan sekitar Kembang Jepun Kota Tua Surabaya.

"Banyak juga kunjungan wisatawan asing, pertukaran pelajar," kata Ong Khing Kiong.

Berita Terkini