Peneliti menganalisis data dari 41 pasien yang dikonformasi terjangkit virus corona yang menunjukkan gejala sampai tanggal 2 Januari 2020.
Enam di antara pasien tersebut meninggal dunia, membuat tingkat kematian menjadi 15 persen.
Peneliti menekankan gejala pasien sangat mirip dengan gejala SARS yang mewabah di dunia pada 2002-2003 lalu.
Masih menurut laporan penelitian tersebut, pasien pertama yang meninggal dunia karena coronavirus memang sering mendatangi pasar Huanan sebelum akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit.
Ia mengalami demam selama 7 hari, batuk, dan kesulitan bernafas.
Lima hari setelah serangan gejala, istrinya, seorang wanita 53 tahun yang tak memiliki sejarah eksposur dari pasar, kemudian memperlihatkan gejala pneumonia.
Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan diisolasi.
Tidak adahnya hubungan antara pasar Huanan dan beberapa pasien menjadi indikator penuliaran virus antar manusia.
Peneliti juga mengidentifikasi 13 paseien lain yang juga tak pernah mengunjungi pasar Huanan.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi, yang menjadi objek penelitian, adalah pria.
Hampir setengah dari pasien memiliki penyakit lain, termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Menurut peneliti, semua pasien mengalami demam, kecuali satu orang.
Gejala yang paling umum lain yaitu batuk, nyeri otot dan kelelahan.
Beberapa kasus juga meliputi batuk berdahak, batuk darah, sakit kepala dan diare.
Lebih dari separuh pasien mengalami dyspnoea (kesulitan bernapas), dan waktu rata-rata antara penyerangan penyakit dan dyspnoea adalah delapan hari.