Pria Loncat dari Jembatan Layang

Pria yang Loncat dari Jembatan Layang Akhirnya Meninggal Dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bibit Wahyono yang nekat melompat dari Jembatan Layang (Flyover) Pasar Kembang, Kupang Krajan, Sawahan, Surabaya akhirnya mengembuskan nafas terakhir.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - BW yang nekat melompat dari Jembatan Layang (Flyover) Pasar Kembang, Kupang Krajan, Sawahan, Surabaya akhirnya meninggal dunia.

Bapak dua anak tersebut mengembuskan napas terakhir hari ini, Rabu (29/1/2020) sekitar pukul 16.30 WIB setelah menjalani perawatan selama tiga jam di IGD Dr Soetomo Surabaya.

Berdasarkan data yang dihimpun TribunJatim.com, pria berusia 46 tahun itu bekerja sebagai juru kunci makam.

BW yang tinggal di Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya terpaksa dirawat karena luka pada kepala dan kaki akibat benturan dengan mobil dan aspal jalan.

Luka-luka itu diperoleh BW setelah melakukan aksi nekat melompat dari Jembatan Layang Pasar Kembang setinggi enam meter (sebelumnya lima meter).

Adik korban, Hana Maria, dengan bola matanya yang tampak berkaca-kaca mengaku, tak menyangka jika kakak keempatnya itu akhirnya meninggal dunia dalam perawatan medis.

KRONOLOGI Pria di Surabaya Loncat dari Jembatan Layang Setinggi 5 Meter hingga Menimpa Mobil Box

Pria Surabaya Loncat dari Jembatan Layang Setinggi 5 Meter, Polisi Sebut Upaya Percobaan Bunuh Diri

Motif Pria di Surabaya Loncat dari Jembatan Layang Terkuak? Frustrasi karena Dua Penyakit

Ini Alasan Persebaya Surabaya Tak Bisa Gunakan Frank Rikhard Musim Ini

Gus Hans Tetap Mendaftar Meski Arah Partai Demokrat ke Machfud Arifin

"Jam 16.30 WIB. Kondisinya ngedrop. Ya dibantu mas mas bapak bapak ini," ujar HM seraya menunjuk ke arah dua orang petugas berseragam BPB Linmas Pemkot Surabaya di depan Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020).

HM mengira kondisi kakaknya itu berangsur membaik dan diperkirakan lekas sembuh.

Apalagi kakaknya itu, beberapa jam sebelum meninggal sempat meminta dibuatkan minuman kopi hitam.

"Tadi masih sadar. Masih minta kopi. Bisa ngomong," tukasnya.

Namun ,Tuhan berkata lain, tubuh kakaknya itu malah makin memburuk hingga memasuki fase kritis.

Kondisinya BW kian memburuk dan diperparah dengan komplikasi penyakit yang diidap pria tersebut selama kurun waktu tiga bulan.

BW akhirnya meregang nyawa disaksikan, istri, dua putra dan menantunya.

"Anaknya 2, yang satu disini, yang satu masih sekolah. Cowok semua," tuturnya.

Rencananya, BW akan dimakamkan, Kamis (30/1/2020) besok, sembari menunggu anggota keluarga yang lain.

"Paling besok dimakamkan. Nunggu keluarga, di makamkan di daerah rumahnya," pungkasnya.

Anak pertama BW, WAN yang duduk di kursi kayu panjang berwarna putih ditemani istrinya itu tampak tertunduk dan bungkam seribu bahasa.

Sesaat jenazah bapaknya mulai dipindahkan ke mobil ambulan, ia lantas beranjak, lalu mendekati pintu masuk kamar mayat.

Sejak Awal Januari, Polisi Tulungagung Ringkus 35 Orang Tersangka Narkoba, 4 di Antaranya Pengedar

Kisah Sedih Anik Ismawati, Penderita Kanker Payudara Tinggal di Kontrakan Kecil Sidotopo Surabaya

Tak banyak yang bisa ia lakukan, semua urusan administrasi di kamar mayat telah dirampungkan oleh tantenya, HM.

WAN hanya bisa berdiri dan menatap dalam-dalam ke arah jenazah bapaknya masih dibuntal kain penutup berwarna coklat.

Tatapan itu seolah menjelaskan kesedihan yang teramat dalam.

Namun, WAN lebih memilih diam.

Saat ditemui wartawan TribunJatim.com, WAN sangat irit bicara.

"Iya sakit tiga bulan," celetuknya singkat seraya mengangguk beberapa kali, dengan sorotan mata yang tetap terpaku pada jenazah bapaknya terbaring.

Penulis: Luhur Pambudi

Editor: Elma Gloria Stevani

Berita Terkini