Anwar bertemu dengan Mahathir di kediamannya siang ini.
Dia berujar pertemuan berjalan dengan lancar dan Mahathir tidak akan mengkhianati mandat yang telah diberikan rakyat.
Politisi berusia 72 tahun itu tidak menyinggung sedikitpun mengenai pengunduran diri Mahathir.
Belum diketahui jelas apakah Anwar akan menggantikan Mahathir atau sosok lain akan muncul untuk menjadi perdana menteri ke-8 Malaysia.
Lalu bagaimana nasib Malaysia selanjutnya?
Karier Awal
Dilahirkan pada 1925 di Alor Setar, Malaysia, Mahathir merupakan seorang dokter sebelum memutuskan untuk menjadi politisi di Partai UMNO (United Malay National Organisation).
Harian Kompas, 17 Juli 1981 memberitakan, kegiatan politik Mahathir bermula pada 1945 dan segera sesudahnya bergabung dengan UMNO. Dengan dukungan UMNO, Mahathir sukses memenangkan kursi parlemen pada 1964.
Setahun kemudian, ia menjadi anggota Majelis Tinggi UMNO hingga tahun 1969. Namun pada pemilu 1969, ia gagal mengulangi kesuksesannya pada pemilu sebelumnya karena tak mampu merebut kursi parlemen.
Mahathir kemudian menulis sebuah buku berjudul "The Malay Dilemma" yang menuntut tindakan afirmatif untuk orang Melayu asli dan status yang stara dengan orang China-Malaysia. Buku itu juga berisi kritiknya atas keterbelakangan ekonomi orang Melayu.
Kritik tajamnya itu memantik kemarahan Perdana Menteri Malaysia saat itu Abdul Rahman. Imbasnya, pemerintah melarang buku Mahathir beredar. Selanjutnya, dengan dasar itulah Mahathir dikeluarkan dari UMNO dengan alasan ketertiban. Akan tetapi, tiga tahun kemudian ia kembali diterima di UMNO dan terpilih menjadi anggota Majelis UMNO. Mahathir juga sukses merebut kembali kursi parlemen pada pemilu 1974.
Sejak saat itu, karier politiknya terus melesat. Pada 1976, Mahathir bahkan ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia. Lima tahun berselang, ia menggantikan posisi Datuk Hussein Onn sebagai Perdana Menteri pada 1981.
Perdana Menteri
Kemenangan bulat Mahathir dalam pemilihan Ketua UMNO secara otomatis mengantarkannya menduduki jabatan Perdana Menteri Malaysia. Di bawah pemerintahannya, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi secara cepat.
Ia mulai memprivatisasi perusahaan pemerintah, termasuk maskapai penerbangan, utilitas dan telekomunikasi. Salah satu proyek infrastrukturnya adalah North-South Expressway, jalan raya yang membentang dari perbatasan Thailand dan Singapura.