9 Pasien Pengawasan Virus Corona Diisolasi, Lihat Update, Kabar Baru 2 WNI yang Positif: Masih Batuk

Penulis: Ignatia
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kondisi terkini 9 orang yang diisolasi dalam pengawasan virus corona

TRIBUNJATIM.COM - Ada 9 pasien yang masuk dalam pengawasan virus corona dan mereka secara khusus diisolasi.

Kabar terbaru pun keluar dan disampaikan langsung oleh Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.

Ada 9 pasien yang diisolasi dengan kondisi 1 di antara mereka memburuk.

Kabar 2 orang pasien yang positif corona juga telah diketahui update terbarunya kali ini.

Simak ulasan selengkapnya.

Mohammad Syahril, Direktur Utama RSP Sulianti Saroso menyampaikan kondisi terkini dari 9 pasien yang dirawat di ruang isolasi terkait virus corona (COVID-19).

Syahril menegaskan, dari 9 pasien yang diisolasi, 2 di antaranya merupakan pasien positif corona dan 7 lainnya berstatus pasien dalam pengawasan.

Program Bayi Tabung Irwansyah dan Zaskia Berhasil, Ini Wajah Ceria Keduanya Lihat Embrio/Calon Janin

Zaskia Sungkar Elus Dada Lihat Rafathar Jerit-jerit tentang Mainan, Istri Irwansyah: Gitu Banget

Ilustrasi (Metro.co.uk)

Menurut Syahril, hasil laboratorium ketujuh pasien tersebut saat ini masih menunggu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Syahril menyebutkan, terdapat seorang pasien yang kondisinya kurang baik.

Pasien tersebut sebelumnya dirawat selama satu minggu di sebuah rumah sakit swasta.

Saat dibawa ke RSPI Sulianti Saroso, pasien berusia 65 tahun tersebut sudah menggungakan ventilator.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020) (Kompas.com)

Namun, delapan pasien lainnya dipastikan dalam kondisi yang stabil.

"Memang satu (pasien) keadaannya kurang baik," kata Syahril, seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV, Kamis (5/3/2020).

"Tapi dari delapan yang ada, alhamdulillah semuanya stabil, baik," sambungnya.

Sementara itu, Syahril pun menyampaikan kondisi terkini dua wni yang terinfeksi virus corona.

Menurutnya, kondisi kedua pasien tersebut semakin membaik.

Cegah Virus Corona di Surabaya, Berikut Cara Mendapatkan Masker Gratis, Tak Perlu Tunjukkan KTP

Pasien yang berusia 31 tahun kini tidak lagi mengalami demam, nyeri tenggorokan, maupun sesak napas.

"Masih batuk-batuk kecil lah, mungkin memang pilek," kata Syahril.

Begitu pun dengan ibunya, Syahril mengatakan, pasien wanita berumur 64 tahun itu hanya batuk-batuk saja.

Syahril mengatakan, kini pihaknya tinggal mengunggu hasil pemeriksaan hari kelima dari dua pasien positif corona tersebut.

Pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, China (EPA via Daily Mail)

"Mudah-mudahan hasilnya negatif dan kita periksa lagi negatif dua kali, dan (kalau) keadaannya baik ya kita pulangkan, artinya dinyatakan sembuh," tuturnya.

Menurut Novarita, hal itu sudah sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan.

"Iya (sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan). Kan dipantau, kalau sudah positif baru dikarantina di ruang isolasi."

"Kalau ini kan masih dalam pengawasan," jelas Novarita, seperti yang diberitakan Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Corona (Intisari)

Bagaimana Pemerintah Mengawasi Penyebaran Virus Corona?

Achmad Yurianto, jubir untuk penangan virus corona di Indonesia mengungkap strategi pemerintah dalam melakukan pengawasan.

Yurianto menyebutkan tahapan pengawasan ini dimulai ketika seseorang masuk dalam kriteria orang dalam pemantauan (ODP) hingga dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

"Semua orang yang masuk ke Indonesia, baik WNI atau WNA, dari suatu negara yang kita yakini negara itu sudah terjadi transmisi orang ke orang."

"Bukan hanya China, namun juga Korea, Jepang, Singapura, maka kita masukkan di dalam kriteria orang di dalam pemantauan," terang Yurianto seperti yang dilansir Tribunnews.com dari Kompas TV, Rabu (4/3/2020).

2 WNI Positif virus corona keterangan lengkap disampaikan Jokowi bersama Menkes (Kolase Kompas.com)

Yurianto menegaskan, seseorang yang masuk kriteria ODP tidak dapat diartikan bahwa orang tersebut sakit.

"Tidak semua orang dalam pemantauan diterjemahkan semuanya sakit.

Ini kita pantau, tracking kita lakukan kemana saja dia selama di Indonesia," kata dia.

"Ini penting kalau suatu saat dia sakit kita bisa melacak cepat," terangnya.

Selanjutnya, ketika ODP mengalami keluhan gejala influenza, maka orang tersebut akan segera dirawat.

Dengan demikian, statusnya kemudian berubah menjadi pasien dalam pengawasan.

"Nah kemudian kita gali betul dengan teliti apakah dia punya riwayat kontak positif dengan orang yang sudah pasti positif," lanjutnya.

Yurianto menambahkan, apabila pasien dalam pengawasan itu memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif terinfeksi corona, maka ia akan masuk dalam kriteris suspect.

Menkes Terawan Agus Putranto. (TRIBUNNEWS/MAFANI FIDESYA)

Pengamat Ramal Pemerintahan Jokowi Bakal Tumbang 6 Bulan Lagi, Virus Corona Termasuk Jadi Sebab

"Bukan hanya China, namun juga Korea, Jepang, Singapura, maka kita masukkan di dalam kriteria orang di dalam pemantauan," terang Yurianto seperti yang dilansir Tribunnews.com dari Kompas TV, Rabu (4/3/2020).

Yurianto menegaskan, seseorang yang masuk kriteria ODP tidak dapat diartikan bahwa orang tersebut sakit.

"Tidak semua orang dalam pemantauan diterjemahkan semuanya sakit.

Ini kita pantau, tracking kita lakukan kemana saja dia selama di Indonesia," kata dia.

"Ini penting kalau suatu saat dia sakit kita bisa melacak cepat," terangnya.

Isi ruang isolasi pasien virus corona yang selama ini selalu ditutupi (Kolase Tribunnews, dan Kompas.com)

Selanjutnya, ketika ODP mengalami keluhan gejala influenza, maka orang tersebut akan segera dirawat.

Dengan demikian, statusnya kemudian berubah menjadi pasien dalam pengawasan.

"Nah kemudian kita gali betul dengan teliti apakah dia punya riwayat kontak positif dengan orang yang sudah pasti positif," lanjutnya.

Yurianto menambahkan, apabila pasien dalam pengawasan itu memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif terinfeksi corona, maka ia akan masuk dalam kriteris suspect.

Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah orang tersebut positif terjangkit virus corona atau tidak.

(ILUSTRASI) Rahasia China Terkait Virus Corona yang Ditutupi Dibongkar Intelijen Israel, Singgung Laboratorium. (Freepik)

"Manakala dia memiliki riwayat kontak yang kita yakini kontak dengan orang yang positif (corona), kita masukkan dalam kriteria suspect," terang Yurianto.

"Ketika sudah masuk dalam kriteria suspect, kita harus melakukan konfirmasi virus sehingga kalau kita periksa dan hasilnya positif kita nyatakan positif," sambungnya.

Yurianto pun kembali menegaskan, seseorang yang masuk kriteria ODP masih dalam tahapan pemantauan untuk mewaspadai virus corona.

Oleh karena itu, belum dapat disimpulkan bahwa ODP tersebut terinfeksi virus corona.

"Jangan dimaknai orang dalam pemantauan itu dianggap semuanya sakit karena sebagian besar tidak sakit dan data ini semua sumbernya dari catatan imigrasi," terangnya. (Tribunnews)

Berita Terkini