TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Jalan Raya Morowudi, Kecamatan Cerme, Gresik hingga hari ini masih terendam banjir.
Akibatnya, akses jalan dari Gresik menuju Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Mojokerto tertutup.
Para pengendara harus melintasi jalan lain untuk menuju Kecamatan Benjeng atau Balongpanggang yang berdekatan dengan Kabupaten tetangga.
• Jalan Raya Morowudi Gresik Ditutup Terendam Banjir 60 Senti, Pengendara Motor Was-was: Putar balik
Air setinggi 40 sentimeter itu merendam jalan sepanjang 900 meter.
Selain akses jalan, ratusan rumah juga ikut terendam banjir selama tiga hari ini.
Total ada 480 rumah yang terendam banjir setinggi 25 sentimeter.
• Sumbangan Kaesang ke Korban Covid-19 Dinyinyir, Anak Presiden Emosi Bahas Logo, Ngegas: Maumu Apa?
• PDP Corona di Pasuruan Paksa Pulang Seusai Rapid Test, Saat Hasil Swab Positif Langsung Dievakuasi
"Jalan Raya Morowudi ditutup karena banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Tarso Sagito, Senin (13/4/2020).
Para pengendara motor masih nekat menerobos.
Mereka terjebak di tengah-tengah banjir karena ketinggian air cukup dalam di saat nekat melintas di tengah jalan.
• Banjir Akibat Luapan Kali Lamong Masih Genangi Gresik, Rendam Ratusan Rumah dan Satu Tanggul Jebol
Tidak sedikit pengendara mendorong motornya dan memilih jalan lain.
Yaitu melintas di jalan Desa Metatu, Benjeng.
Saat jam kerja, jalan raya Dungus-Metatu ramai kendaraan.
Mereka memilih jalan pintas menuju Gresik.
Desa Morowudi bukan satu-satunya desa di Gresik yang terendam banjir paling parah.
• Ramadan 1440 H Sebentar Lagi, Ini Cara dan Niat Salat Tarawih Sendiri di Rumah Selama Pandemi Corona
Masih ada Desa Dungus, Desa Iker-iker Geger dan Desa Guranganyar.
270 rumah di Perumahan Prisma Land terendam banjir setinggi 70 sentimeter hari ini.
"Kecamatan Balongpanggang, Benjeng dan Cerme masih terendam banjir akibat luapan kali Lamong," tambahnya.
Sedangkan banjir di dua kecamatan di wilayah Gresik utara.
Di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Bungah hanya sawah yang tergenang.
Penyebabnya luapan sungai Bengawan Solo.
Penulis: Willy Abraham
Editor: Arie Noer Rachmawati