"Sorenya, suami dari ibu yang meninggal itu tiba di rumahnya. Kemudian, kita melihat tetangga samping rumah sudah menghindar lebih dulu. Kita juga langsung mengungsi, tidak tahu mau ke mana, jadi kita pilih ke hutan saja," ungkap Elly.
Kehidupannya di Hutan
Elly Lasaheng beserta anak dan istri hidup dalam kesederhanaan hingga kondisi tak layak di hutan tersebut.
Karena tak memiliki tenda untuk membuat tempat tinggal sementara, Elly menggunakan mobil bak terbuka yang dimodifikasi dengan terpal sebagai tempat istirahat.
Saat di hutan, Elly pun memanfaatkan alam untuk bertahan hidup selama tinggal di sana seperti ubi-ubian dan ikan sungai.
"Kita juga membuat tenda sendiri untuk memasak," katanya.
• VIRAL Pengusaha Rental Mobil Ini Pinjamkan Puluhan Armadanya untuk Keperluan Corona, Intip Sosoknya
Saat malam hari, mereka mengandalkan lilin untuk penerangan.
Sedangkan untuk mandi dan cuci pakaian mereka memanfaatkan sungai.
"Sempat juga saat memancing cari ikan di sungai," sebutnya.
"Selama beberapa hari di sana, kadang-kadang kalau tidak ada beras ya hanya rebus ubi saja, nyari di hutan dan mancing di sungai," jelasnya.
Kembali Tanpa Bantuan Pemerintah
Awalnya, Elly Lasaheng dan keluarga tak ingin kembali ke rumah mereka ebelum ada perkembangan mengenai kondisi kesehatan mereka dari dinas kesehatan setempat.
"Sekitar empat hari kita mengisolasi diri di hutan. Kita kembali ke rumah karena sudah ada informasi dari Dinkes, hasil pemeriksaan saya dan keluarga, bagus atau tidak terkena virus," ujarnya.
Elly Lasaheng pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Desa Winantin.
Saat pulang, Elly mengaku tidak pernah dihubungi oleh pemerintah desa setempat atau dari pihak kabupaten.
"Jadi kita pulang, begitu pulang sampai saat ini tidak pernah disentuh oleh pemerintah desa Winantin atau dari pemerintah kabupaten," pungkasnya.
Simak videonya berikut ini: