TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dua orang TKW asal Blitar yang baru saja pulang dari Hongkong diamankan oleh petugas cek point yang berada daerah Arjosari, Kota Malang, Senin (27/4).
Dua TkW perempuan yang masing-masing bernama Riantin (38) dan Harini (38) tersebut diamankan karena suhu tubuh di atas 38 derajat celcius.
Sesuai dengan SOP yang ada, keduanya kemudian dibawa ke Puskesmas Polowijen Kota Malang, guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
• Soal Rencana PSBB Malang Raya, Sutiaji: Jangan Tanya Saya, Tanya Wali Kota Batu dan Bupati Malang
• Masuk Kota Malang Kendaraan Pemudik Luar Daerah Harus Putar Balik, Dua TKW Bersuhu Tinggi
• Waspada Covid-19, PJT 1 Siagakan Posko Bersama BUMN di Bendungan Selorejo & Sutami Malang
Dari hasil sementara, suhu tubuh dari kedua TKW tersebut menurun dari batas normal, yakni menjadi 36,5 dan 37,2 derajat celcius.
"Iya ini masih dicek oleh teman-teman di lapangan. Kami juga masih menunggu hasilnya," ucap dr Husnul Muarif, Humas Tim Satgas Covid-19 Kota Malang, Senin (27/4).
Meski belum mendapatkan laporan secara resmi, dr Husnul menyampaikan, bahwa petugas yang ada di cek point telah bekerja sesuai dengan protap.
Di mana masyarakat yang suhu badannya di atas 38 derajat langsung dirujuk ke puskesmas terdekat.
Setelah itu nantinya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, apakah orang tersebut memiliki gejala atau tanda-tanda yang mengarah ke Covid-19.
Apabila ada, nantinya orang tersebut akan dicek dulu riwayat perjalanannya sebelum menjalani rapid test.
"Kita lihat nanti, kalau hasil rapid testnya reaktif ya langsung kami lakukan swab langsung," ucapnya.
Tidak hanya dua orang TKW itu saja yang pernah diamankan oleh petugas yang berada di check point.
Sebelumnya juga ada beberapa orang yang suhu tubuhnya sekitar 38 derajat celcius.
Kebanyakan orang-orang yang suhu tubuhnya di atas rata-rata tersebut berasal dari daerah zona merah dan daerah lain di luar Kota Malang.
Untuk itu, Husnuk menyampaikan kepada masyarakat agar terus menjaga dirinya dengan menerapkan physical distancing dan pola hidup sehat.
"Kasus seperti ini sudah banyak. Tapi kami gak megang datanya jadi tidak tahu jumlahnya," tandasnya.