PSBB Surabaya

Surabaya Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini Tanggapan Warga

Penulis: Samsul Arifin
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantauan saat PSBB Surabaya di Jalan Jalan Ahmad Yani, lalu lintas tampak Lenggang, Sabtu (2/5/2020).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kota Surabaya kini menjadi satu diantara daerah yang menjadi episentrum baru virus Corona atau Covid-19.

Menurut Adelia Apsari satu diantara warga Surabaya ini tak luput karena penanganan virus Corona atau Covid-19 yang lambat. 

Penanganan Covid-19 di Indonesia memang sangat terlambat, mengingat WHO sudah memperingatkan sejak Januari akhir, dan mengakselerasi status bahaya awal Februari.

Namun, Indonesia baru memulai social distancing di bulan Maret dan beberapa kota -termasuk Surabaya- menjalankan PSBB di akhir April.

"Mungkin juga karena bandara kita kita termasuk yang paling sibuk di Indonesia. Indonesia boleh terlambat, tapi Surabaya jangan. Tidak ada kata terlambat untuk memperketat PSBB. Sejauh ini, menurut saya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum efektif dilaksanakan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Sabtu, (2/5/2020). 

Anggota DPRD Gresik Hamzah Takim Viral Masuk Daftar Penerima BLT Covid-19, Buka Suara: Itu Data Lama

Pemkot Surabaya Akan Buka Data Terkait Penanganan Kasus Covid-19 di PT HM Sampoerna

Dampak Pandemi Corona Omset Pengusaha Tahu Takwa di Kota Kediri Anjlok

Memang penutupan tempat-tempat publik membantu mengurangi perkumpulan.

"Tetapi, bukan berarti masyarakat berhenti berkumpul, seperti saat mengantri takjil, atau membeli bahan makanan di toko kelontong," tambah Adel. 

Masih kata warga Waru Sidoarjo ini pengecekan keluar-masuk kota juga hanya sebatas dilihat dari plat nomor.

"Akan lebih baik bila dibarengi dengan rapid test  musuh kita virus, bukan KTP," terangnya. 

Pengetatan yang ideal memang sulit. Rapid test tak semudah Personality Test MBTI online. Lockdown total juga pasti melumpuhkan ekonomi. Namun, pepatah 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian' tak pernah serelevan sekarang. 

"Bila mau contoh, lihat Selandia Baru yang langsung memberlakukan lockdown ketika jumlah kematian di negaranya masih nol dan pejabatnya memotong gaji mereka sendiri. Meski repot di awal, per 24 April, negara yang dipimpin Jacinda Ardern tersebut telah 'menang' lawan Covid-19 (kasus yang didapat beberapa hari terakhir hanya satu digit), dan warganya sudah bisa bekerja di luar rumah," pungkasnya. 

Berita Terkini