Virus Corona di Surabaya

Positif Covid-19 Klaster Pabrik Rokok Sampoerna Meledak Tembus 65 Orang, Khofifah: Jumlah yang Besar

Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bersama Forkopimda Jatim dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini; Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin; dan Plh Sekda Kabupatan Gresik Nadlif, saat penyampaian hasil rapat di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (19/4/2020). Hasil dari rapat memutuskan memberlakukan PSBB Surabaya, PSBB Sidoarjo, dan PSBB Gresik untuk meredam penyebaran Covid-19.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 atau virus Corona dari klaster Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut Surabaya meledak.

Ini setelah jumlahnya bertambah sangat signifikan, menyusul keluarnya hasil tes swab terhadap pegawai Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut Surabaya yang reaktif saat rapid test.

Total jumlah orang yang terkonfirmasi positif virus Corona ( Covid-19 ) dari klaster Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut Surabaya berdasar tes swab hingga Minggu (3/5/2020) totalnya mencapai 65 orang. 

Data tersebut dibeber langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Gubernur Khofifah menyebutkan, bahwa jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster industri Pabrik Rokok Sampoerna masih terus bertambah.

Setelah sebelumnya dua orang karyawan di Pabrik Rokok Sampoerna yang berada di kawasan Kali Rungkut Surabaya tersebut meninggal dunia karena positif covid-19, dua hari yang lalu dinyatakan ada tambahan sebanyak 34 orang yang juga menyusul dinyatakan positif Covid-19.

Hari ini, Minggu (3/5/2020), jumlah kasus terkonfrimasi positif Covid-19 di klaster tersebut bertambah lagi sebanyak 29 orang.

Hasil tersebut merupakan hasil swab dari 42 orang karyawan yang dilakukan swab pada Jumat (1/5/2020) lalu.

"Untuk klaster Sampoerna sudah terkonfrimasi ke kami sejak tanggal 28 April 2020 kemarin dan koordinasinya sudah sangat intensif.

Kemarin kita sudah melakukan swab dari 46 orang ada 34 diantaranya terkonfrimasi positif.

Lalu juga kita lakukan swab lagi di tahap kedua didapat hasil dari 42 orang yang diswab ada 29 orang terkonfirmasi positif," tegas Khofifah saat diwawancara di Markas Polrestabes Surabaya, Minggu (3/5/2020).

Sehingga total tambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19 dari klaster Sampeorna Kali Rungkut ada sebanyak 63 orang.

Jika ditambah dengan dua orang yang sudah meninggal dunia, maka total kasus covid-19 di klaster ini mencapai 65 orang.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk penyediaan layanan rumah sakit tempat perawatan karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut Surabaya yang sudah dinyatakan positif tersebut.

Pasalnya, dengan jumlah yang cukup besar, maka tentunya dibutuhkan ketersediaan bed yang memadai agar seluruh pasien bisa mendapatkan perawatan yang maksimal.

"Berdasarkan koordinasi kemarin, baru 25 orang yang sudah dibawa ke RS, sisanya atau sebagian lain masih ada di ruang observasi yaitu di salah satu hotel di Surabaya.

Maka dengan jumlah yang besar ini, akan sangat memungkinkan ada efektivitas treatmen jika pihak perusahaan ikut melakukan koordinsi dengan rumah sakit tertentu sehingga layanan bisa maksimal," tegas Khofifah.

76 Orang Terjaring Razia PSBB Surabaya Dikarantina di BPSDM Jatim

Disisi lain, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberangkatkan sebanyak 76 orang untuk dikarantina di BPSDM Jawa Timur Balongsari Surabaya.

Tempat tersebut sudah disiapkan Pemprov Jatim untuk tempat observasi dan isolasi mandiri covid-19.

Sebanyak 76 orang itu harus dikarantina selama 14 hari sembari menunggu hasil swab 6 orang lainnya yang reaktif saat dites menggunakan rapid test covid-19.

Mereka sebanyak 82 orang yang dilakukan rapid test tersebut adalah masyarakat yang terjaring razia petugas patroli gabungan PSBB Surabaya, Minggu (3/5/2020) dini hari.

"Hasil dari patroli gabungan jam malam PSBB Surabaya, PSBB Gresik, dan PSBB Sidoarjo dini hari tadi mengamankan 171 orang.

Mereka adalah masyarakat yang berada di luar rumah tanpa alasan yang penting saat pemberlakukan jam malam PSBB," kata Khofifah saat pemberangkatan di Matkas Polrestabes Surabaya.

Sesuai pergub yang mengatur teknis PSBB, ketika sudah diberlakukan jam malam, maka petugas patroli gabungan akan melakukan razia dan mengevakuasi mereka yang masih berkeliaran tanpa kepentingan yang tidak dikecualikan dan apalagi berkerumun.

"Total di Surabaya yang dievakuasi di Polrestabes Surabaya ini ada 82 orang. Dan semunya kita lakukan rapid test.

Yang hasilnya 6 reaktif. Maka mereka yang reaktif sudah kita rujuk ke RS Bhayangkara, sisanya sebanyak 76 orang kita ketegorikan sebagai ODR, karena mereka ODR maka kita akan observasi mereka di BPSDM Balongsari," kata Khofifah.

Hal tersebut sudah menjadi prosedur yang ditetapkan Pemprov bersama jajaran kepolisian dalam aturan PSBB.

Bahwa jika ada kerumunan maka mereka akan dilakukan evakuasi, dan dilakukan rapid test. Jika ada yang reaktif, maka yang lain di satu lokasi yang sama akan langsung ditetapkan sebagai ODR.

Secara khusus Khofifah mengatakan bahwa seluruh masyarakat yang kini diterapkan PSBB harus sama-sama mematuhi aturan.

Jika tidak maka efektivitas dari PSBB tidak akan siginfikan. Bahkan jika target penerapan PSBB belum dicapai, maka proses PSBB bisa diperpanjang.

"Kota Surabaya ini jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-nya itu tinggi sekali. Hari ini sudah 495 orang atau sebanyak 47.7 persen dari total kasus terkonfirmasi di Jatim yaitu 1037 orang.

Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia seperti Bandung yang jumlahnya 189 orang dan Bogor 83 orang," tegas Khofifah.

Oleh sebab itu, ia kembali mengingatkan agar kedisipilinan untuk mamatuhi aturan PSBB demi menghentikan penyebaran virus Corona Covid-19 bisa dilakukan bersama.

Masyarakat diimbau untuk tidak pergi ke luar rumah jika tidak ada alasan yang urgen dan juga menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah. 

Berita Terkini