Pencabutan Status Karantina Wilayah Tak Efektif di Jabalsari Tulungagung, Pemdes: Belum Diberitahu

Penulis: David Yohanes
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu akses masuk ke Desa Jabalsari masih dijaga polisi, TNI dan Satpol PP.

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pencabutan status karantina wilayah belum sepenuhnya berjalan efektf di Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol Tulungagung.

Akses masuk ke desa ini tetap dijaga oleh petugas gabungan TNI, Polisi, Satpol PP serta relawan.

Portal juga masih terpasang, meski akses keluar masuk terkesan lebih longgar.

BERITA TERPOPULER JATIM: Pesta Miras Blitar 8 Orang Tewas hingga Pria Tulungagung Pukuli Bocah

Naik Pitam Ban Motornya Kena Muncratan Sabun, Pria Tulungagung Pukuli Bocah 12 Tahun Bertubi-tubi

Karantina Wilayah Dicabut, Masyarakat Diminta Tak Beri Stigma Negatif ke Warga Jabalsari Tulungagung

Juru Bicara Pemerintah Desa Jabalsari, Arif Rohman mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima pemberitahuan terkait penurunan status desanya.

"Memang ada pernyataan di media, tapi keputusan tertulisnnya belum kami terima. Hanya Pak Kades diberi tahu lewat telepon," terang arif, saat ditemui di Kantor Desa Jabalsari, Kamis (7/5/2020).

Karena itu Pemdes Jabalsari juga tidak akan membuka portal-portal yang menutup jalan.

Arif menegaskan, pihaknya akan menunggu sampai ada petunjuk pelaksanaan tertulis dari Pemkab Tulungagung.

Sebab dari kabar yang didapat, status karantina wilayah dicabut, dan diganti dengan karantina mandiri.

"Karantinna mandiri itu seperti apa bentuknya? Kami belum tahu, makanya kami menuggu SOP dari Pemkab," sambung Arif.

Diakui Arif, saat ini Pemdes Jabalsari malah kebingungan dengan pencabuta status karantina wilayah.

Sebab pihaknya mendapat penjelasan dari petugas kesehatan, bahwa akan dilakukann rapid test secara acak, terhadap 10 persen populasi yang sebelumnya sudah dilakukan rapid test.

Pelaksanaan rapid test secara acak ini dilaksanakan pada 14 Mei 2020 nanti.

"Kenapa tidak setelah tanggal 14 Mei saja pencabutannya? Kan masih ada potensi ada temuan baru," ucap Arif.

Meski demikian Arif mengakui, saat ini penjagaan sudah mulai longgar.

Warga sudah bisa keluar masuk tanpa diperiksa dengan ketat.

Sebelumnya ada 1212 warga Desa Jabalsari yang telah mengikuti rapid test.

Mareka adalah orang-orang yang sudah dipetakan mempunyai kontak dengan pasien positif pertama, dan kontak di lingkaran yang lebih luar.

Dari jumlah itu, 18 dinyatakan reaktif (positif berdasar rapid test) dan langsung dikarantina.

Jika diambil 10 persen, maka ada 121 orang yang akan diminta secara acak untuk ikut rapid test ulang.

Berita Terkini