TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mardiana, (49) warga Desa Jambu , Burneh, Bangkalan dan temannya, Rosmawati, (43) warga Nongronggih Perreng, Burneh, Bangkalan Madura ini tertunduk di ruang penyidikan unit reskrim Polsek Sawahan Surabaya.
Bukan tanpa sebab, kedua emak-emak itu terbukti mengedarkan uang palsu dalam pecahan kecil dibawah 100 ribu rupiah di Surabaya.
Aksi kejahatan kedua pelaku itu mulanya diketahui setelah pemilik toko kelontong di Jalan Simo Kwagean nomor 7 Surabaya curiga terhadap uang yang digunakan tersangka untuk membeli rokok.
"Awalnya tersangka MA membeli rokok satu gros,tapi uangnya pecahan 20 ribu dan 10 ribu diduga palsu. Awalnya korban atau pemilik toko curiga, sehingga dia menghubungi kami," kata Kapolsek Sawahan, AKP Wisnu Setiyawan Kuncoro didampingi Kanit Reskrim Polsek Sawahan Surabaya, Iptu Ristitanto, Jumat (15/5/2020).
Setelah polisi datang, Mardiana tak menyangka jika kedoknya terbongkar. Melihat barang bukti uang yang dibelanjakan, Mardiana pun mengakui perbuatannya.
Ia mengaku mendapat sejumlah uang palsu setelah membelinya dari Rosmawati dengan harga 500 ribu per 2 juta uang palsu.
Polisi pun kemudian mengembangkan ke rumah Rosmawati di Balongbendo, Sidoarjo.
Disana, Rosmawati sempat mengelak tuduhan Mardiana dengan dalih tak mengenalnya dan tak memiliki selembar pun uang palsu.
• DETIK-DETIK Ortu Santri Adang Bupati Madiun & Tuding Zalim Saat Anak yang Positif Covid-19 Dijemput
• Jelang PSBB Malang Raya, Ojek Online Tak Boleh Bawa Penumpang Serta Pembatasan Jarak di Mikrolet
• Diwarnai Kejar-kejaran, Jambret Malang Tertangkap Massa karena Banyak Jalan Tutup, Videonya Viral
Namun setelah polisi memaksa masuk dan melalukan penggeledahan, Rosmawati tak berkutik.
Tas tempat menyimpan sejumlah uang palsu ditemukan polisi. Ia pin pasrah saat digelandang ke Mapolsek Sawahan Surabaya.
Dari keterangan mereka, aksi itu sudah sejak setahun lalu dilakukannya.
Rosmawati membeli uang palsu itu kepada saudaranya bernama Abdul Azies yang lebih dulu tertangkap kepolisian Bekasi atas kasus serupa.
"Kalau untuk RS belinya ke Bekasi, harganya 1 juta rupiah dapat 5 juta uang palsu," tambahnya kepada TribunJatim.com.
Untuk melancarkan aksinya, baik Rosmawati maupun Mardiana memilih untuk membeli uang palsu dalam pecahan dibawah 50 ribu dengan jumlah yang lebih banyak.
Alasannya, agar mudah dan cepat saat dibelanjakan.