TRIBUNJATIM.COM - Ada satu epidemi baru yang namanya belakangan mencuri perhatian publik.
Sejak Minggu (17/5/2020), wabah satu ini akhirnya ramai mendapat perhatian selain Covid-19.
Ternyata, ini adalah sebuah wabah baru yang sebenarnya juga sedang terjadi tetapi cukup diacuhkan daripada Covid-19.
Meski tercatat baru satu negara yang mengalaminya, potensi bahaya wabah ini perlu dikhawatirkan, jangan disepelekan.
• Kisah SBY Soal Makam Juniornya di Timor Timur, Tulisan di Pusara Bikin Para Tentara Menangis
• VIRAL Perawat Hamil 4 Bulan Positif Covid-19, RS Kuak Penyebab Kematian, Ada Pasien yang Tak Jujur
• Apa Itu Epidemi Locust-19? Wabah Baru di Tengah Covid-19, Bahaya & Prediksi 30 Juta Warga Terdampak
Mari kita simak selengkapnya.
Wabah yang disebabkan karena virus SARS-CoV-2 setidaknya telah menginfeksi lebih dari 3 juta penduduk bumi.
Pandemi Covid-19, masih menjadi momok bagi dunia Internasional.
Saking fokusnya dengan Covid-19, dunia tidak melirik sebuah wabah lain yang rupanya memiliki potensi dampak besar yang tak kalah dari Covid-19.
Kemunculan wabah ini juga tak bisa dikesampingkan dari Covid-19 yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat.
Saat ini, negara-negara yang sedang terdampak nyata dari epidemi Locust-19 adalah negara bagian di Benua Afrika.
Negara-negara yang tepatnya berada di benua Afrika harus menghadapi dua wabah sekaligus, yakni Covid-19 dan Locust-19.
Melansir Daily Star pada Minggu (17/5/20) via Sosok.ID, sebuah skenario mengerikan yang disebut Locust-19.
Epidemi ini mulanya terjadi di Afrika Timur.
Hal satu ini tampaknya bisa menjadi masalah yang lebih serius dari Covid-19.
Bagi masyarakat Afrika wabah ini telah menyebar sejak akhir tahun 2019 dan masih berlanjut hingga saat ini.
Ironisnya, karena wabah ini hanya dialami oleh negara di benua hitam, nyaris informasinya tidak terekspos oleh dunia, dan sedikit mendapat perhatian.
Menurut laporan, wabah ini berasal dari jutaan belalang yang melakukan migrasi dari negara ke negara lain.
Hal ini diperburuk dengan mewabahnya Covid-19 yang juga sudah mulai masuk ke Afrika.
• VIRAL Kurir Antar Barang Terduduk di Jalan, Tangisi Gaji dan Bonus, Dampak Nyata Covid-19: Miris
Menurut keterangan, belalang agresif ini merusak tanaman di Somalia, Ethiopia, Kenya, Uganda dan Sudan Selatan pada bulan Januari.
Wabah ini diperkirakan menyebabkan 30 juta manusia akan mengalami kelaparan massal di Afrika akibat kekurangan pangan yang dirusak oleh belalang.
Gelombang belalang kedua telah bergerak dan menimbulkan kekacauan antar negara, dampaknya lebih besar daripada Covid-19.
Wabah ini meningkatkan tekanan keuangan pada negara terdampak, untuk menunda alat medis dan menggantinya dengan impor pestisida dan alat pembasmi belalang.
Sementara pemberlakuan lockdown menyebabkan, orang-orang terbatas untuk bergerak.
Artinya mereka tidak bisa berbuat lebih untuk mengatasi kawanan belalang yang menyebabkan ancaman penduduk Afrika ini.
Bantuan dari negara tetangga juga sulit masuk karena adanya pembatasan lockdown.
Beberapa pakar internasional, telah menentang larangan perjalanan untuk memberantas wabah Locust-19 yang mewabah di Afrika.
Kondisi cuaca juga berkontribusi terhadap bencana, hujan lebat yang menyebabkan lingkungan sempuran untuk kawanan belalang.
Karena belalang padang pasir hanya bisa bertelur di tempat yang lembab.
Setelah badai tersebut, satu meter persegi bisa menampung setidaknya 1.000 telur.
Gerombolan belalang kedua ini, diperkirakan akan mencapai 20 kali lebih besar dari gerombolan yang muncul awal tahun ini.
Ketika bayi belalang lahir, mereka sudah siap untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah dengan tanaman untuk melakukan pemusnahan.
Setelah berubah menjadi cokelat dengan corak kuning dan hitam, mereka akan bepergian dalam kelompok besar supaya aman dari predator.
Belalang bisa melakukan perjalanan hingga 90 mil dalam satu hari, ini adalah hal menakutkan bagi petani, karena tidak ada peralatan yang cukup untuk memusnakan kawanan ini.
• Derita Lain Bocah Penjual Gorengan, Isu Dibully di Jalan Tapi Sampai Rumah Diam, Ibunya Baru Tahu
Imbasnya, tanaman akan mati karena diserang belalang dan menyebabkan kekurangan pangan, hingga berujung pada kelaparan massal.
Hama tersebut menyerang pada awal bulan Mei, diangga sebagai waktu terburuk karena petani harus menunda menanam benih.
PBB menyebut situasi ini sangat mengkhawatikan, menyebabkan jutaan orang berakhir dalam kelaparan.
Jika gerombolan itu tidak segera dikendalikan, kemungkinan mereka akan berkembang 400 kali lebih besar, hingga Juni dan menghancurkan panen tahunan.
Artikel di atas dikutip dari artikel yang tayang di Intisari.grid.id dalam judul Di Tengah Covid-19 Muncul Wabah Bernama Locust-19,Pandemi Ini Diyakini Bisa Menyebabkan 30 Juta Manusia Alami Hal Mengerikan