Apa Itu Virus Ebola yang Muncul di Afrika saat Pandemi Corona? Penularan hingga Tingkat Kematian

Editor: Pipin Tri Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Penjelasan tentang virus ebola yang muncul di Afrika saat pandemi Corona.

Di antara 5.737 orang yang menerima vaksin, tidak ada kasus Ebola yang tercatat 10 hari atau lebih setelah vaksinasi.

Melansir Kompas.com (grup TribunJatim.com) di tahun 2018, saat itu WHO dan otoritas kesehatan setempat mempersiapkan jembatan udara, helikopter, dan sepeda motor untuk memperlancar kampanye vaksinasi.

Mereka juga telah menyiapkan lemari pembeku di lokasi-lokasi wabah dan memindahkan vaksin dalam kontainer yang bisa menjaga suhu di bawah titik beku selama satu minggu.

UPDATE CORONA di Dunia Selasa 2 Juni 2020, Pakistan Catat 3.938 Kasus Baru, Total Global 6,3 Juta

OUTBREAK KE-11

Ketahui Lebih Jauh tentang Virus Ebola, Merebak di Afrika dengan Tingkat Kematian Tinggi (AFP) ()

Data dari WHO, outbreak atau kejadian luar biasa di Kongo ini sudah yang ke-11 kalinya. Virus ebola telah ditemukan sejak 1976 dan terus menjadi epidemi di benua Afrika.

"Ini adalah pengingat bahwa COVID-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun banyak perhatian kita tertuju pada pandemi, WHO terus memantau dan menanggapi banyak keadaan darurat kesehatan lainnya,” katanya lagi.

Kota Mbandaka dan daerah sekitarnya adalah tempat wabah Ebola ke-9 dari Republik Demokratik Kongo, yang terjadi sejak Mei hingga Juli 2018.

"Itu terjadi pada saat yang penuh tantangan, tetapi WHO telah bekerja selama dua tahun terakhir dengan otoritas kesehatan, CDC Afrika dan mitra lainnya untuk memperkuat kapasitas nasional untuk menanggapi wabah," kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.

“Untuk memperkuat kepemimpinan lokal, WHO berencana mengirim tim untuk mendukung peningkatan respons. Mengingat kedekatan wabah baru ini dengan rute transportasi yang sibuk dan negara-negara tetangga yang rentan, kita harus bertindak cepat,” tandasnya.

FAKTA BARU Sebaran Penularan Corona Jatim, Balita & Anak Sekolah Tertular, Dominasi Usia 40-49 Tahun

KONTAK MANUSIA DENGAN KELELAWAR

Outbreak ke-11 ini menimbulkan pertanyaan mengapa ebola terus menerus terjadi di Kongo dan sekitarnya.

Melansir BBC mengenai ucapan Dr Charlie Weller, epidemiologi dari Wellcome Trust, organisasi global untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mengatakan meskipun kita dapat mengidentifikasi area berisiko tinggi, tidak realistis untuk berharap wabah ini bisa diberantas.

Kelelawar buah dianggap sebagai inang utama penyakit ini, tetapi juga masuk ke dalam populasi manusia melalui kontak erat dengan darah, organ atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi. Ini dapat termasuk simpanse, gorila, monyet, kijang dan landak.

Penyakit ini endemik di daerah tersebut dan tidak mungkin untuk membasmi semua hewan yang mungkin menjadi inang bagi ebola.

Selama manusia melakukan kontak dengan mereka, selalu ada kemungkinan bahwa ebola bisa kembali.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengenal Virus Ebola, yang Merebak di Afrika dengan Tingkat Kematian Tinggi

Berita Terkini