TRIBUNJATIM.COM - Kabar bahagia disampaikan oleh pemerintah Indonesia dalam penanganan Covid-19 yang masih menjadi momok besar di dunia.
Rencana baru juga telah dibuat oleh pemerintah RI agar rakyat Indonesia mampu terhindarkan dari penyakit tersebut.
Akhirnya, Indonesia bisa menghasilkan vaksin virus Covid-19, dan realisasi penggunaan vaksin itu ditargetkan pada tahun ini.
Indonesia di akhir tahun 2020 berencana memproduksi vaksin virus corona secara massal, dan melakukan imunisasi massal.
Kabar bahagia ini bahkan juga didukung niat pemerintah akan memproduksi vaksin virus corona pada Maret 2021 mendatang.
• KABAR BAHAGIA, Indonesia Akhirnya Bisa Hasilkan Vaksin Virus Corona, Satu Kendala: Imunisasi Massal
• Akhirnya Indonesia Bisa Hasilkan Vaksin Virus Corona, Kabar Bahagia dari Pemerintah, Cuma 1 Kendala
Dikutip TribunJatim.com dari Kontan.co.id, pernyataan membahagiakan sekaligus mengejutkan disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro.
Bambang menyampaikan bahwa sebenarnya Indonesia mampu menghasilkan vaksin Virus Covid-19.
Namun, vaksin virus Corona itu baru bisa dipakai secara masal tahun depan.
Bambang menyampaikan kabar itu saat menjadi pembicara pada Danareksa Distinguished Speaker Series bertopik Upaya Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi, dan New Normal di Indonesia yang diadakan oleh PT Danareksa melalui aplikasi telekonferensi pada Rabu (3/6/2020) sore.
Dikutip dari situs Kemristek, Bambang menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin riset di sektor vaksin virus corona untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang Covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.
Bambang memperhitungkan akhir tahun ini bibit vaksin atau vaccine seed khusus untuk strain coronavirus di Indonesia sudah ada.
• Kapan Vaksin Corona Buatan Indonesia Selesai? Pemerintah Kejar Target, Menristek Kuak Perkembangan
Tetapi, satu kendala masih harus diselesaikan kembali, yakni penggunaan vaksin tersebut untuk imunisasi secara massal.
Penggunaan secara massal baru bisa dilakukan pada tahun depan setelah bibit vaksin lolos uji medis dan dapat diproduksi massal untuk paling tidak separuh penduduk Indonesia.
“Bibit vaksinnya mungkin bisa ditemukan tahun ini tapi imunisasi massal itu baru bisa mungkin tahun depan. Vaksinnya sendiri harus diproduksi."
"Memproduksi vaksin itu jelas tidak gampang dan skalanya sangat besar. Untuk Indonesia kita ada 260 juta (penduduk) jadi kita buat vaksin antara separuh sampai dua per tiga penduduk yang harus divaksin. Berarti vaksin yang dibutuhkan antara 130 sampai 170 juta."
"Itu belum menghitung boosternya. Kalau kita divaksin, itu sekali vaksin belum tentu imun kita muncul sehingga harus ada boosternya sampai imun muncul. Tentu saja setiap orang berbeda, ada yang sekali vaksin langsung muncul. Ada yang tidak muncul-muncul,” ungkap Menteri Bambang.
• Vaksin Virus Corona Buatan Moderna Tunjukkan Hasil Positif ke Relawan, Masih Butuh Percobaan
Tetapi, rencana dan niat tersebut seperti terus-menerus diusahakan oleh pemerintah Indonesia.
Realisasi
Janji pemerintah Indonesia untuk memproduksi vaksin massal untuk mengatasi Covid-19 sepertinya akan benar-benar terwujud.
Seperti diketahui, saat ini banyak negara di dunia yang berusaha memproduksi sendiri vaksin Covid-19.
Hal ini juga dilakukan oleh Indonesia agar tidak tergantung dengan produsen obat luar negeri.
Saat ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemristek/BRIN) Indonesia juga tengah melakukan riset untuk membuat vaksin korona.
Realisasi targetnya, vaksin virus korona sudah bisa diproduksi pada Maret 2021 nanti.
Kata Presiden Jokowi
Usaha untuk memproduksi vaksin massal untuk menangani Covid-19 juga disampaikan sendiri oleh Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pembuatan vaksin virus corona (Covid-19) secara mandiri.
Saat ini Indonesia telah melakukan penelitian terkait vakisn Covid-19.
Ditargetkan vaksin tersebut dapat mulai diproduksi pada akhir tahun 2020.
"Terkait vaksin, Indonesia harus mandiri. Target Indonesia bisa memproduksi akhir tahun ini," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai rapat terbatas, Kamis (4/6/2020), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kontan.co.id.
Kendala yang Harus Dicari Solusinya
Saat ini sebanyak 147 negara tengah berupaya membuat vaksin Covid-19 yang menjadi pandemi.
Namun, nantinya vaksin tersebut akan digunakan terlebih dahulu bagi kepentingan negara pembuat.
Sementara itu Indonesia memiliki 270 juta penduduk yang perlu mendapat vaksin.
Hal itu dinilai tidak dapat dipenuhi dengan mengandalkan impor sepenuhnya.
"Tidak mungkin mengandalkan impor jadi harus siap melakukan riset vaksin untuk Indonesia sendiri," terang Muhadjir.
Selama belum adanya vaksin Covid-19, pemerintah mendorong kenormalan baru sebagai masa masyarakat produktif dan aman Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo bilang kenormalan baru dapat dilakukan melihat dinamika yang ada.
Setiap daerah memiliki kesiapan yang berbeda dalam kenormalan baru.
Meski begitu, bagi daerah yang risiko penularan Covid-19 telah rendah dapat menerapkan kenormalan baru.
"Daerah yang telah statusnya menjadi kuning, risikonya rendah silakan saja untuk melanjutkan menuju kepada normal baru atau new normal," jelas Doni.
Meski begitu mekanisme pembukaan kenormalan baru diserahkan kepada daerah.
Doni menilai daerah lebih memahami kondisi kesiapannya sementara pemerintah pusat hanya memberikan bimbingan.
Kendala Lain
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia memerlukan vaksin virus corona khusus yang berbeda dengan vaksin virus corona yang dikembangkan di negara lain.
Penyebabnya, tiga jenis atau strain virus Covid-19 yang menyebar di dalam negeri belum terkategorisasi oleh database terkait influenza dan coronavirus di dunia, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
“Ada bank data influenza di dunia, GISAID namanya. Mereka mengumpulkan semua virus flu, dalam hal ini virus Covid-19 yang sudah dilakukan namanya whole genome sequencing."
"Istilahnya virusnya sudah bisa dibaca karakternya dan mereka kemudian lakukan klasifikasi. Pertama mereka hanya ada tiga klasifikasinya, klasifikasi S, G, dan V. Kemudian (jenis virus) yang lain masih dianggap others (belum dikenali) dan ternyata tiga yang Indonesia kirim dari Eijkman, ketiganya masuk others, tidak masuk yang S, G, maupun V,” ungkap Bambang, seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Artikel di atas diolah dan digabungkan dari artikel-artikel yang tayang di Kontan.co.id dalam judul Pemerintah menargetkan dapat memproduksi vaksin corona di akhir tahun ini, RI menargetkan bisa memproduksi vaksin corona Maret 2021 dan Indonesia bisa hasilkan vaksin virus corona, ini penjelasan Menristek