Risma juga mengatakan, pengurus nantinya harus melakukan sosialisasi kepada jamaahnya.
Diantaranya, bila ada yang merasa sakit, seperti batuk, sesak, maupun flu agar diimbau untuk tidak dulu beraktifitas di rumah ibadah.
Sebab, antisipasi virus corona ini memang harus terus dilakukan.
Risma memang mengaku memiliki perhatian di tempat ibadah ini. Sebab, sebelumnya ditemukan klaster di rumah ibadah. Dia tak ingin hal itu kembali terjadi.
Hal itu menjadi penting, lantaran di Surabaya tak sedikit yang masuk kategori OTG atau orang tanpa gejala. Sehat secara fisik, namun dia bisa carrier atau dapat menularkan kepada orang lain.
"Karena itu kita harus memiliki protokol-protokol yang ketat," kata Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Untuk diketahui, komunikasi via teleconference itu dilakukan Risma dan diikuti oleh tokoh agama, seperti takmir masjid atau musala, serta para pengurus Gereja, Vihara, dan Kelenteng di Surabaya.
Selain itu, diikuti pula Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Tanjung Perak dan Danrem 084/Bhaskara Jaya beserta Dandim Surabaya Timur, Selatan, dan Utara.
• VIRAL Biaya Berobat Corona Nyaris Rp 70 Juta, Mantan Pasien Kuak Kuitansi: Keluar Aja, Kalian Tajir!
Risma Minta Pengelola Mal Menjamin Protokol Kesehatan
Seluruh pusat perbelanjaan dan restoran di Surabaya didorong untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal nantinya. Bahkan, sejak saat ini harus sudah mulai menerapkan hal itu dengan ketat.
Hal itu mengemuka dalam komunikasi daring antara Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Rabu (10/6/2020).
"Yang harus kita lakukan adalah disiplin untuk aturan protokol kita, kalau kita mau tidak lockdown, maka kita harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Risma.
Menurut Risma, gagasan demikian dinamakan sebagai mal tangguh. Hal itu merupakan salah satu usulan dari kepolisian setelah Pemkot membentuk kampung tangguh di seluruh RW.
Dalam situasi seperti ini, protokol kesehatan menjadi hal mutlak dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 serta tetap membuat perekonomian berputar. Risma mengatakan, keduanya tetap menjadi perhatian.
Sebab, lanjut Risma, meski PSBB sudah berhenti namun situasi memang belum sepenuhnya aman.