5 Kombinasi Obat Berdaya Bunuh Virus Corona dari Surabaya, Diproduksi Ratusan Ribu, Ini Kata Dokter

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Adi Sasono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih saat memberikan konfirmasi, secepatnya RS Unair akan menemukan vaksin untuk tangkal virus Corona atau Covid-19, Rabu (18/3/2020).

Laporan wartawan TribunJatim.com, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - 5 Kombinasi obat pembunuh virus Corona sudah diproduksi Universitas Airlangga dan mitranya hingga mencapai ratusan ribu. 

Kombinasi beberapa obat itu diklaim telah diuji dan efektif untuk menghentikan infeksi Covid-19.

Rektor Unair, Prof Moh Nasih menjelaskan kombinasi obat yang pertama yaitu Lopinavir, ritonavir dan azitromisin. Kombinasi kedua Lopinavir, ritonavir dan doksisiklin.

Ketiga Lopinavir, ritonavir dan klaritromisin.

Keempat Hidroksiklorokuin dan azitromisin serta kelima Hidroksiklorokuin dan doksisiklin.

Ratusan Ribu Obat Covid-19 Diproduksi Unair, Pendistribusian Diberikan ke Beberapa Rumah Sakit

Obat Corona Temuan Peneliti Unair Bakal Diuji di Sel Covid-19 Asli Indonesia, Cari Dosis Toksik

RHU Diminta Tetap Tutup Saat Transisi New Normal, Gugus Covid-19 Surabaya: Termasuk Kegiatan Khusus

Obat-obat tersebut menjadi obat program yang belum didistribusikan secara bebas dan diperjualbelikan.

"Obat-obat ini sudah kami berikan ke Jakarta yang merupakan mitra kami. Kami juga koordinasi dengan gugus tugas agar diberikan ke rumah sakit yang membutuhkan," urainya.

Tentunya pendistribusian ini diberikan pada beberapa rumah sakit yang ditunjuk untuk penanganan Covid-19.

Tidak Dijual Bebas

Pendistribusiannya, ditegaskan Prof Nasih bersifat rekomendasi dari dari gugus tugas.

"Jadi memang tidak semua dokter butuh, jika dokternya merasa butuh dan yakin untuk meresepkan obat ini maka akan didistribusikan," lanjutnya.

Sistem pendistribusian ini dikatakan Guru besar FEB Unair ini belum bisa dilakukan secara bebas karena untuk jadi obat bebas harus memiliki izin edar masih dalam proses lebih lanjut.

"Akhir Juni baru kami lakukan uji klinis, uji klinis ini dibutuhkan jika memang obat kombinasi ini dijadikan obat tunggal dan dipasarkan bebas," urainya.

30 dari 64 Pasien Positif Covid-19 Kabupaten Tuban Dinyatakan Negatif: Ada Tambahan 3 Sembuh

UPDATE CORONA di Pamekasan Jumat 12 Juni, Tambah 4 Positif Covid-19, 1 Pasien Dirawat di Surabaya

Dikatakan Prof Nasih, dokter memiliki wewenang meresepkan obat kombinasi ini karena obat tersebut sudah beredar dipasaran dan berBPOM.

"Sebelumnya dokter juga ada yang sudah memakai obat-obat ini. Dan pengujian kami sudah menguji obat-obat ini bisa menghentikan peredaran Covid-19," pungkasnya.

Sejumlah kombinasi obat ini dikatakan Prof Nasih bisa memberikan reaksi dari 24 jam hingga 72 jam.

Bakal disebar ke RS tertentu

Setelah melakukan riset dan penelitian, tim peneliti Universitas Airlangga menemukan perkembangan dalam upaya mempercepat pencegahan Covid-19.

Temuan itu berupa lima kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran yang berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19.

Dengan dukungan dari Badan Inteligen Nasional (BIN) RI dan sejumlah pihak, temuan obat itu pada Jumat (12/6/2020) diumumkan di Jakarta.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Dr dr Purwati SpPD K-PTI FINASIM mengatakan obat itu terdiri dari:

1. Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne
2. Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline
3. Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine
4. Hydroxychloroquine dengan azithromicyne
5. Hydroxychloroquine dengan doxycycline

Kombinasi regimen obat tersebut dikatakan Dr Purwati memiliki potensi dan efektifitas cukup bagus terhadap daya bunuh virus.

Dosis masing-masing obat dalam kombinasi tersebut yaitu 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya.

Sehingga mengurangi efek toksik dari obat tersebut bila diberikan sebagai obat tunggal.

“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” pungkasnya.

Regimen kombinasi obat Corona tersebut dijelaskan dr Purwati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.

"Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara Unair, BNPB, dan juga Badan Intelijen Negara," urai dr Purwati.

Obat Corona Temuan Peneliti Unair Bakal Diuji di Sel Covid-19 Asli Indonesia, Cari Dosis Toksik

Penemuan lima regimen kombinasi obat Covid-19 merupakan komitmen Universitas Airlangga dalam pencarian obat dan vaksin.

Tidak hanya pembuatan obat baru, tetapi Unair juga mencari obat yang sudah ada.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengatakan penggunaan lima regimen kombinasi obat tersebut terjamin keamanannya dan bisa digunakan dengan cepat karena obat sudah ada di pasaran serta telah lulus uji klinis.

Dikatakannya, penemuan obat dan regimen kombinasi obat ini telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.

"Regimen kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektifitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus," ujarnya.

Nasih memaparkan, pihaknya telah melakukan proses uji toksisitas dan pengujian kombinasi efektivitas pada kelima regimen kombinasi obat, yakni dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel Covid-19 asli Indonesia.

"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga) dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim Etik RSUA," ujar Prof Nasih.

Kemudian tahap berikutnya merupakan uji kombinasi obat dari sel sehat untuk mencari dosis toksik dari kombinasi obat tersebut.

"Kami mencari daya toksik-nya, meskipun ini pada obat yang sudah beredar tapi karena ini virusnya, virus Indonesia jadi tetap perlu diuji kadar toksik-nya dalam tubuh," ujarnya.

Setelah itu, pengujian potensi kombinasi obat untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan melihat efektivitasnya dalam mengurangi proses replikasi.

"Ditemukan bahwa dalam regimen kombinasi obat ini telah mampu menghambat proses replikasi meskipun virus ini diketahui memiliki proses replikasi yang cukup tinggi. Kami pun merekomendasikan kelima regimen kombinasi obat ini kepada para dokter dan rumah sakit karena sangat efektif mencegah masuknya virus dan mencegah perkembangan biakan virus," ucapnya.

Karena kelima regimen kombinasi obat ini bisa didapatkan di pasaran maka kelima regimen kombinasi obat ini dapat digunakan dalam perawat pasien Covid-19 secepatnya.

"Namun untuk dosis dari lima regimen kombinasi obat belum bisa dipaparkan kami karena masih menunggu rekomendasi dari tim peneliti," katanya.

Berita Terkini