Inilah kronologi pria Ponorogo PDP Covid-19 yang meninggal dunia. Korban sempat naik bus dari Surabaya
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menyampaikan kabar duka, seorang warganya yang berstatus PDP Covid-19 meninggal dunia pada Minggu (14/6/2020).
Warga berjenis kelamin laki-laki berusia 30 tahun ini beralamat di Kecamatan Sooko, Ponorogo.
Selama ini, almarhum bekerja di Surabaya, dan baru pulang pada 10 Juni 2020, lalu menggunakan bus dalam kondisi sakit.
"Pasien dijemput kluarga dan satgas desa di Ponorogo, dengan maksud untuk langsung diperiksakan kesehatannya dan bila perlu dirawat di RSUA. Akan tetapi sampai RSUA pasien tidak kooperatif, menolak diperiksa kesehatannya dan memaksa pulang ke Sooko," kata Ipong saat dikonfirmasi, Minggu (14/6/2020) malam.
• Kasus Baru Corona di China, Muncul Masa Darurat Lagi, Apa yang Terjadi? Kembali Berawal dari Pasar
Ipong menuturkan, karena kondisi di rumah tidak memungkinkan untuk dilakukan isolasi mandiri, akhirnya pria ini diisolasi di fasilitas isolasi yang ada di desa.
Keesokan harinya pasien merasa sesak nafas.
Kemudian petugas kesehatan puskesmas memotivasinya agar bersedia dirujuk ke rumah sakit.
Akhrinya pria ini bersedia dirujuk dan dirawat di Rumah Sakit Darmayu, setelah meminta pulang sebentar untuk bertemu orangtuanya.
Setihanya, di Rumah Sakit Darmayu, pria ini diperiksa rapid test hasilnya non reaktif.
Namun dari hasil rontgent pasien ini mengalami pneumoni bilateral atau paru-paru basah, serta dari hasil lab didapatkan pasien terindikasi gagal ginjal.
"Pasien sudah diambil swab dua kali pada tanggal 12 Juni dan 13 Juni, tapi hingga hari ini hasil swab belum keluar," jelasnya.
Dengan adanya kejadian ini, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Ponorogo terutama yang sedang sakit, agar jujur dan kooperatif saat dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Bagi masyarakat Ponorogo yang saat ini tinggal di luar kota dan dalam keadaan sakit, Ipong mengimbau agar sebaiknya tidak pulang dulu hingga sembuh.
"Tidak lupa saya ingatkan bahwa protokol kesehatan harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan disiplin sebagai kebiasaan sehari-hari, cuci tangan pakai sabun, pakai masker dan jaga jarak minimal satu meter saat berinteraksi dengan orang lain. Kurangi berkerumun, tingkatkan imunitas dengan olahraga teratur dan selalu bahagia, serta selalu berdoa," imbuhnya. (rbp)