TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Jawa Timur bakal segera kembali beraktivitas. Ribuan santri pun mulai bersiap kembali ke pesantren untuk melanjutkan pendidikan.
Santri Pondok Pesantren Gontor asal Sidoarjo misalnya. Sejak Selasa (16/6/2020) mulai menjalani rapid test di kawasan GOR Sidoarjo, sebelum mereka kembali ke pesantren.
Terhitung ada 131 orang santri yang ikut dalam rapid test gelombang pertama ini.
"Hasilnya, semua dinyatakan nonreaktif," kata Kabid Kesehatan Masyrakat Dinkes Sidoajro dokter Abdillah Assegaf usai kegiatan.
Selain tes cepat, para santri juga dibekali berbagai hal tentang protokol kesehatan oleh petugas dari Dinkes Sidoarjo. Harapannya, agar mereka selalu menjalankan SOP kesehatan dan ikut mensosialisasikan gerakan hidup sehat dalam rangka mencegah penyebaran covid-19.
"Alhamdulillah, rapid test hasilnya nonreakrif. Besok (Rabu, 17/6/2020) rencananya balik ke pondok," ujar Amara, santriwati berusia 17 tahun usai menjalani rapid test di GOR Sidoarjo.
• UPDATE CORONA di Dunia Selasa 16 Juni 2020, Total Pasien Positif Capai 8,1 Juta, AS 2,1 Juta Kasus
• Kisah Pria Mojokerto Tahunan Jadi Jagal Kobra, Empedu Kering Ular Rp 10 Juta Cuma Dijual Rp 25 Ribu
• Viral Penampakan Rumah 3 Bulan Ditinggal Gara-gara Pandemi Corona, Pemilik Syok Lihat Kondisinya
Setelah beberapa bulan libur karena pandemi, remaja asal Sidoarjo yang selama ini mondok di Pesantren Gontor di Kediri itu mengaku sangat senang bisa kembali ke pesantren.
"Semoga semuanya lancar. Senang sekali bisa kembali ke pesantren," lanjut santriwati yang saat ikut rapid test selalu ditemani orangtuanya tersebut.
Ya, kembali beraktivitasnya pesantren memang dibarengi dengan sejumlah aturan ketat sejak sebelum berangkat. Para santri diharuskan rapid test, kemudian di pesantren juga harus selalu menjalankan protokol kesehatan.
Sejumlah pesantren pun mulai bersiap menjelang beraktivitas kembali di era new normal ini. Kebersihan asrama, fasilitas kebersihan dan kesehatan, serta sejumlah persiapan lain terus dilakukan.
Seperti Ponpes Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo. Beberapa persiapan telah dilakukan menyambut kembalinya para santri.
Menurut Koordinator Pelaksana Pesantren Tangguh Ponpes Progresif Bumi Shalawat Tri Kusdarmanto Wahono, santriwan dan santriwati bakal datang bertahap. Pihak pesantren sudah mengatur tahapan atau gelombang kedatangan santri.
Santri putri atau santriwati mendapatkan giliran pertama, pada 24 Juni. Keesokan harinya giliran santri putra yang kembali dari kampung halaman. Diperkirakan total jumlahnya mencapai 2.600 siswa.
Saat balik ke pesantren, Santri Bumi Sholawat, diminta membawa surat keterangan RT/RW dan surat keterangan sehat.
"Fasilitasi pendukung protokol kesehatan sudah disiapkan di pesantren. Selain itu, siswa diharuskan membawa sejumlah kelengkapannya sendiri," kata dia.
Perlengkapan di pesantren, seperti pemasangan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan beberapa sarpras sesuai protokol kesehatan telah disiapkan. Area pesantren juga disemprot desinfektan.
Aturan jaga jarak juga menjadi perhatian. Di masjid, jarak diatur. Ruang kelas juga ditata sesuai prinsip physical distancing. Tak hanya santri, para guru atau ustad ustadzah dan semua karyawan wajib menjalankan protokol kesehatan.
Kembali beroperasinya pesantren juga mendapat perhatian dari sejumlah pihak. Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Khudlori meminta pemerintah ikut terlibat aktif dalam mengantisipasi penyebaran covid-19 di pesantren.
"Pemerintah harus hadir. Membantu pesantren dengan menyediakan perlengkapan protokol kesehatan, edukasi, serta membantu rapid atau swab test untuk para santri, guru, dan pegawai di pesantren," kata Dhamroni.
Pihaknya juga mendesak ada kordinasi antardaerah. Contohnya daerah asal santri dengan lokasi pesantren. Dengan begitu, tidak perlu ada dobel test atau persoalan lain.
"Rapid test kan berlaku tiga hari, sedangkan swab test tujuh hari. Ketika antardaerah ada kordinasi bagus, santri yang hendak balik ke pesantren tidak perlu test lagi, asal masa berlakunya masih," sebut dia.
Ditambahkan Sahlul Yussar, Wakil Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dinas Kesehatan harus aktif berkordinasi dengan pengelola pesantren. Melalui pemantauan secara berkala untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau Covid-19.
"Dukungan dan kolaborasi yang baik sangat diperlukan untuk mendukung kembalinya aktivitas di pesantren," tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman menyampaikan pihaknya sudah memfasilitasi santri Sidoarjo yang hendak kembali ke pesantren. Seperti rapid test untuk para santri Pondok Pesantren Gontor yang hendak balik ke pondoknya.
Hal serupa juga akan dilakukan jika ada asosiasi atau perkumpulan para santri pesantren lain yang hendak kembali ke pondok.
"Untuk pesantren di Sidoarjo, kami juga terus berkordinasi. Jika butuh rapid silakan bersurat ke Dinkes. Kami layani. Termasuk ketika pesantren sudah beraktivitas nanti," ujar dokter Syaf.(ufi/Tribunjatim.com)