Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dokter di RS, Taktik Terungkap, Kakak Disuruh Keluar Lalu Diminta 'Buka'

Penulis: Ani Susanti
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Kasus mahasiswi dilecehkan dokter. Ini kata direktur rumah sakit.

Pendamping hukum para korban, Azas Tigor Nainggolan menduga, korban pada kasus itu bukan hanya 1-2 anak tetapi lebih dari itu.

"Sekarang memang tim kami masih terus menerima laporan anak-anak yang mengaku menjadi korbannya pelaku," kata Tigor saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/6/2020).

"Yang mengaku langsung kepada saya, setidaknya yang sudah clear mengaku, ada 6 orang. Tapi, yang masih butuh klarifikasi ada sekitar 5 lagi," tambah dia.

Tigor menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah menerima pengakuan dari sejumlah anak yang pernah jadi korban pencabulan SPM.

Ilustrasi korban pencabulan (Tribun Jogja/Suluh Pamungkas)

Kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak yang pernah terlibat dalam satu seksi kegiatan di mana SPM bertindak sebagai pembina kegiatan itu.

SPM sudah jadi pembina kegiatan itu sejak awal 2000-an.

"Dari 6 orang itu, pencabulan terjadi pada periode yang berbeda sejak beberapa tahun ke belakang. Yang saya terima, paling lama kejadian terlacak tahun 2006," ujar Tigor.

Ia mengatakan, tim internal gereja yang telah menginvestigasi kasus itu sebelum melaporkan SPM ke polisi akan terus bekerja.

"Kasus kayak gini, kalau kita baca pengalaman-pengalaman pada kasus seperti ini sebelumnya, korbannya tidak satu. Bisa saja korbannya ada banyak," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minta Mahasiswi Buka Celana untuk Pemeriksaan, Seorang Dokter Dipolisikan ""Cabuli Anak-anak, Pengurus Tempat Ibadah di Depok Ditangkap Polisi", dan "Pria yang Cabuli Anak-anak di Lingkungan Gereja di Depok Diduga Beraksi Sejak 2006".

Berita Terkini