TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Stimulus sebesar Rp 7 juta untuk setiap kampung tangguh diharapkan bisa membantu dan jadi penyemangat masyarakat untuk memaksimalkan kampung tangguh di Sidoarjo.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji juga menyambut positif program bantuan dari Pemkab Sidoarjo untuk kampung tangguh tersebut.
"Kampung tangguh itu kan konsepnya pemberdayaan masyarakat. Saya kira sangat tepat jika Pemkab Sidoarjo mensupport dengan memberikan stimulus, untuk membantu dan menambah semangat masyarakat dalam pengelolaannya," kata Kombes Pol Sumardji, Jumat (19/6/2020).
Sejauh ini imbuh Kombes Pol Sumardji, sudah ada 83 kampung tangguh berdiri di Sidoarjo. Jumlahnya bakal terus bertambah karena Polresta Sidoarjo juga terus mendorong desa dan kelurahan di Kota Delta untuk segera membentuk kampung tangguh.
"Keberadaan kampung tangguh juga terbukti efektif dalam upaya menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19. Dari sisi kuratif, sejauh ini menunjukkan hasil yang positif," ungkap Sumardji kepada TribunJatim.com.
Sehingga Pemkab Sidoarjo pun ikut tergerak untuk mensukseskan program ini. Apalagi, selama ini pemerintah juga selalu dilibatkan dalam proses pembentukan kampung tangguh di berbagai wilayah di Sidoarjo.
• NEWS VIDEO: KBS Perpanjang Waktu Penutupan Hingga 25 Juni, Lagi Siapkan Simulasi Protokol Kesehatan
• Naik Jet Tempur Bareng Irwan Musrry, Maia Estianty Kepergok Pakai Jam Mewah Seharga Rp 100 Jutaan
• Bantuan Rp 7 juta untuk Setiap Kampung Tangguh di Sidoarjo
Kampung tangguh memang menjadi ujung tombak dalam upaya menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Sidoarjo. Termasuk dalam mengantisipasi eforia selama masa transisi new normal di Kota Delta.
Melalui check point 24 jam di kampung tangguh, diyakini antisipasi eforia itu bisa maksimal. Petugas mengedukasi masyarakat agar selalu pakai masker, menjaga jarak aman, dan sebagainya.
Warga yang melanggar bisa langsung disanksi. KTP-nya disita dan diberi surat pelanggaran dari desa. "Kami yakin, kampung tangguh bisa menjawab semua persoalan ini," tandasnya.
Urusan kesehatan, penanganan warga yang sedang isolasi mandiri terbukti lebih efektif dengan adanya program ini. Kebutuhan makan dan sebagainya ditangani bersama. Demikian halnya PDP, ODP, OTG dan lainnya.
Persoalan ekonomi dan pangan, juga terbukti bisa terselesaikan lewat kampung tangguh. Dengan adanya lumbung pangan, memberdayakan UMKM, dan sebagainya, persoalan bisa diselesaikan bersama.
Awalnya, kampung tangguh didirikan di wilayah zona merah penyebaran covid-19. Tapi sekarang sudah berkembang. Desa berstatus zona hijau juga berminat mendirikannya.
"Selain urusan pangan, kesehatan, dan sebagainya, kampung tangguh juga berhasil menumbuhkan rasa gotong royong yang luar biasa," urainya.
Warga selalu bersama-masa memasak di dapur umum, kemudian membagikannya. Dalam pengadaan bahan baku juga demikian. Belum lagi kekompakan mereka dalam menjaga wilayahnya.
Dengan suasana seperti itu, diyakini bukan hanya penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang bisa dilawan. Potensi kerawanan atau keamanan lingkungan juga terselesaikan.(ufi/Tribunjatim.com)