Advertorial

Mau Pengobatan Kanker Tapi Takut Masih Pandemi? Adi Husada Cancer Center Siapkan Layanan Daring, Cek

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelayanan kesehatan di Adi Husada Cancer Center (AHCC) dengan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, di antaranya memakai masker, menjaga jarak, pemakaian APD sesuai ketentuan rumah sakit, cek suhu, dan lain sebagainya.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung, penanganan terhadap pasien kanker harus tetap berjalan sesuai prosedur.

Karena, pasien kanker harus melakukan proses pengobatan kanker secara bertahap dan berkesinambungan.

Saat ini diketahui jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur terus bertambah, bahkan memiliki tren kenaikan yang signifikan setelah dilakukan rapid test dan tes swab PCR.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Imbauan untuk selalu memakai masker dan menerapkan physycal distancing atau menjaga jarak di masa transisi new normal terus dilakukan.

UPDATE Corona di Dunia, Jumat 19 Juni, Indonesia Negara ke-30 Kasus Positif Covid-19 Terbanyak

Meski demikian, pengobatan pasien kanker tidak boleh berhenti. Pengobatan pasien kanker yang dilakukan secara berkala ini akan berpengaruh pada perjalanan kankernya.

dr Dyah Erawati, Sp. Rad (K) Onk. Rad, Spesialis Onkologi Radiasi Adi Husada Cancer Center mengatakan, pasien kanker masih bisa datang ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan dengan beberapa syarat dan kondisi tertentu.

"Syarat tersebut di antaranya pasien yang sedang menjalani terapi radiasi, pasien baru dengan surat mendesak/CITO, serta pasien baru dengan surat pengantar," kata dr Dyah Erawati.

Ia mengatakan, pelayanan Radioterapi di Adi Husada Cancer Center selama masa pandemi Covid-19 ini tetap berjalan bagi pasien dalam kondisi tertentu. 

Terkuak Alasan Ahmad Dhani Klepek-klepek ke Mulan, 1 Hal Paling Khas, Mulan Geli, Ashanty: Ya Allah

1 Hal dari Mulan Jameela Ini Buat Ahmad Dhani Jatuh Cinta, Ashanty Sampai Heran, Masak Cuma Itu?

"Terutama untuk tiga kategori pasien tersebut harus tetap melakukan pengobatan," ujarnya.

Pentingnya pasien kanker untuk terus melakukan pengobatan ini dikarenakan dampak yang diakibatkan bisa fatal.

"Pasien yang tengah melakukan pegobatan harus menyelesaikan sesi pengobatannya, baru bisa jeda. Tidak bisa saat sedang menjalani satu sesi terus berhenti di tengah. Dampaknya bisa membahayakan," jelasnya.

dr Dyah mengatakan, bagi pasien yang sedang dalam terapi radiasi atau sesaat setelah selesai radiasi kemudian mengalami gejala tertentu disarankan segera ke UGD.

Bentuk Tim Khusus Tracing, Pemkot Malang Mulai Kuatkan Treatment Herbal Gempur Virus Corona

"Misal pasien memiliki keluhan seperti demam 38 derajat, penurunan kesadaran, lemas, nyeri tak tertahan, nyeri saat makan, batuk dan kesulitan bernafas, disarankan untuk segeralah datang ke UGD, tentunya dengan memperhatikan upaya pencegahan penyebaran Covid-19," papar dr Dyah.

Layanan Daring

Tak hanya layanan secara face to face, pihak AHCC juga terus mengembangkan layanan berbasis jaringan.

Centre Manajer Adi Husada Cancer Center, dr. Lidy Hartono mengatakan, berbagai upaya untuk memfasilitasi pasien dalam penanganan kanker terus dikembangkan oleh fasilitas layanan kesehatan.

"Salah satunya adalah fasilitas Telemedicine dimana pasien dapat melakukan konsultasi tanpa harus datang ke rumah sakit," kata dr Lidy Hartono.

Kasus Positif Covid-19 di Bangkalan Tembus 140 Orang, Kampung Tangguh Dikebut Cegah Penyebaran

Ia menjelaskan, pihaknya terus berupaya memberikan kemudahan yang dapat dilakukan oleh pasien kanker dalam perjalanannya melawan kanker.

"Seperti kita ketahui beberapa pasien mungkin tidak dapat datang ke rumah sakit karena kondisinya tidak memungkinkan, maka bagi pasien yang telah melakukan tindakan dapat memanfaatkan layanan Adi Husada Cancer Center Close To Home Service, layanan konsultasi dengan dokter spesialis secara daring langsung dari rumah,” ujarnya.

Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, diharapkan pasien dengan keluhan kanker dapat segera mendapat penanganan yang tepat dan segera mendapat penanganan.

"Mengingat angka prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 persen per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 persen per 1000 penduduk pada tahun 2018. Dikutip dari riset kesehatan dasar 2018," pungkasnya.

Penulis: Melia Luthfi Husnika

Editor: Arie Noer Rachmawati

Berita Terkini