Inilah kisah perjuangan polisi di Malang yang makamkan jenazah Covid-19. Sampai rela tidur di atas batu nisan. Simak kisahnya!
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Ku rela pergi pagi pulang pagi, hanya untuk mencari rezeki....
Sepenggal lirik lagu dari Armada Band berjudul Pergi Pagi Pulang Pagi, itu boleh jadi mewakili kata hati Sutiono, polisi berpangkat Komisaris yang menjabat sebagai Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan di Polresta Malang Kota.
Bedanya, dia tak berpikir soal upah.
Tetapi, menunaikan tugas sebagai garda terakhir penanganan Covid-19.
Sutiono harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Selama sebulan terakhir, hari-hari dia semakin padat.
• Pengakuan Pendaki Asal Surabaya yang Sempat Dikabarkan Hilang di Gunung Penanggungan, Awalnya Santai
Dalam sehari, Sutiono bisa memakamkan tiga sampai lima pasien di lokasi berbeda.
Sebuah lonjakan drastis apabila dibandingkan sebelum pandemi.
“Pergi pagi pulang pagi bahkan nggak pernah pulang,” kata dia, kepada Surya.
Lebih dari separo keseharian Sutiono kini dihabiskan di kantor dan kuburan.
Kontrakannya di Jalan Ciliwung tak lagi pernah ditinggali.
Sebab sesuai standar pemulasaran pasien Covid-19, jenazah tak boleh dibiarkan sampai empat jam.
Setelah dinyatakan meninggal, petugas harus segera memakamkan.
“Begitu dapat telpon maka harus segera bergerak. Sehari pernah dari jam 7 pagi baru pulang jam 5 pagi,” katanya.