TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Sebaran virus Corona atau Covid-19 menyerang petugas medis.
Di Kabupaten Pamekasan, Madura, 14 petugas medis yang dinyatakan positif Covid-19.
Angka tersebut total sejak Covid-19 mewabah di Pamekasan sejak Minggu 29 Maret 2020 hingga hari ini Senin (6/7/2020).
Ketua Penanggulangan Gugus Tugas Covid-19 RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr Syaiful Hidayat mengatakan, penyebaran virus Corona di Pamekasan, kini terdapat klaster baru, yaitu klaster petugas medis.
• Pria Bawa Preman Sekampung ke Resepsi Mantan, Video Dulu Viral: Diobrak-abrik, Mempelai Mengenaskan
• Curhat Engku Emran Kuak Kerinduan, Mantan Bella Ingat Masa Lalu, Pesan ke Aleesya: Moga Tetap Datang
Klaster petugas medis ini, kata dia, meliputi dokter, bidan, perawat dan petugas apoteker rumah sakit.
Ia mengungkapkan, per Senin 6 Juli 2020 hari ini, di Kabupaten Pamekasan, Madura sudah terdapat 14 petugas medis yang terkonfirmasi positif terjangkit Covid-19.
14 petugas medis positif Covid-19 itu terdiri dari, 2 dokter, 7 perawat, 2 bidan dan 3 petugas apoteker rumah sakit.
"Mereka para petugas medis yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada yang melakukan perawatan isolasi mandiri di rumahnya dan ada juga yang dirawat di rumah sakit," kata Syaiful Hidayat kepada awak TribunJatim.com.
• Lihat Jatuh Bangun UKM Medokan Semampir Geluti Usaha Produksi Tempe, Kini Sehari Bisa Bikin 50 Kg
• Intip Gaya Rambut Cita Citata setelah Rencana Pernikahan dengan Roy Geurts Gagal, Patah Hati?
Dokter yang akrab disapa Yayak ini menjelaskan penyebab terpaparnya Covid-19 tersebut terhadap para petugas medis.
Yaitu akibat banyaknya pasien Covid-19 di Pamekasan yang enggan melakukan perawatan isolasi di rumah sakit dan tidak mau mengikuti protokol kesehatan.
Ia juga menjelaskan, orang yang sudah berstatus tanpa gejala (OTG) serta orang dalam pantauan (ODP), sudah seharusnya mulai dilakukan isolasi mandiri dan tidak harus menunggu positif Covid-19 terlebih dahulu.
Misal OTG dan ODP tersebut kata dia diisolasi setelah dinyatakan positif Covid-19, maka langkah untuk memutus penyebarannya sudah sangat telat.
Mestinya, saran Yayak, sedari awal dinyatakan OTG, ODP dan PDP, langsung dilakukan isolasi mandiri di rumahnya atau di rumah sakit.
Tapi, fakta yang terjadi di lapangan, ungkap dia, banyak masyarakat yang dinyatakan OTG, ODP, PDP dan positif Covid-19 tidak mau diisolasi di rumah sakit.
Hal ini, yang membuat petugas medis bahkan masyarakat lainnya rentan ikut terpapar.
"OTG, ODP dan PDP itu harus diisolasi dari awal, sembari kondisi tubuhnya diperiksa untuk membuktikan positif apa tidak," ujarnya.
"Kalau misal nanti hasil pemeriksaannya positif, jadi kita enak tinggal melacak sudah kontak dengan siapa saja orang ini. Nah hal inilah yang harus dipahami masyarakat agar turut andil mencegah penularannya sejak dini," sarannya.
Bahkan, kata Yayak, selama ini, stereotip yang terbangun di masyarakat, pasien yang diisolasi, hanya terkesan untuk mereka yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 saja.
Padahal, seharusnya OTG, ODP dan PDP itu sedari awal sudah sewajibnya melakukan isolasi mandiri sesuai protokol kesehatan.
"Mari hal ini yang mesti kita pahami bersama. Kita para petugas medis sudah berjuang semaksimal mungkin untuk menangani pasien Covid-19, tapi kendalanya, masih banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan," keluhnya.
Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Heftys Suud