Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mayang Essa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mengelolah tanaman lidah buaya menjadi beragam produk ramah lingkungan bukan hal mudah bagi Sarlita Zahra.
Bocah 11 tahun ini mengaku sempat gagal dalam percobannya membuat Salovera.
• Nilai Appraisal Turun, Pemkot Malang Bakal Tuntaskan Tempat Cucian Mobil di Dekat Exit Tol Madyopuro
“Sempet gagal sampai lima kali, tapi saya coba lagi sampai berhasil. Karena gak mengerti takaran bahannya dan belajarnya juga cuma dari internet,” ungkapnya.
Tidak sia-sia, kegigihannya mengolah tanaman lidah buaya ini mampu diterima dipasaran hingga tembus pasar internasional.
• Persik Kediri Siapkan Tiga Pemain U-20 untuk Lanjutan Liga 1 2020, Bahkan Bisa Tambah Lagi
• Machfud Arifin Hadiri Harlah ke-22 PKB Surabaya: Saatnya PKB dan NU Punya Wali Kota
Setiap hari, dirinya mampu membuat dan memasarkan ratusan produk olahan aloe vera secara online.
“Saya sudah membuat dan memasarkan 2.185 batang sabun Salovera hingga Timor Leste,” ungkap siswa yang bercita-cita menjadi dokter anak tersebut.
Lanjutnya, dengan respon dan pesanan yang terus berdatangan, Sarlita mengaku akan bidik pasar internasional lain.
“Awalnya produk saya pasarkan ke teman-teman sekolah. Kok banyak pesanan akhirnya saya jual online dan saya salurkan ke beberapa instansi dan masyarakat,” katanya.
Respon positif tak selalu hadir.
• Sudah Dinyatakan Zona Hijau,Jalan Rungkut Menanggal Kembali Dibuka untuk Akses ke Luar Kota Surabaya
• Pilkada Trenggalek 2020, Golkar Bakal segera Tagih Kepastian Koalisi dengan PKB
• Download Drama Korea Its Okay to Not Be Okay Sub Indo Episode 13 On Going, Streaming di Sini
Begitulah Sarlita bercerita.
Hingga titik ini, beragam hinaan masyarakat terhadap produknya sempat ia terima.
“Sempat diragukan kandungannya. Katanya berbahaya. Akhirnya setelah uji lab dan mengantongi izin, produk aloe vera saya dinyatakan aman,” tutupnya.