Selain itu jumlah muridnya tidak begitu banyak yaitu hanya 44 siswa dari semua kelas yang ada, mulai kelas 1 sampai kelas 6.
“Dengan perincian kelas 1 kita memiliki 9 siswa, kelas 2 ada 7 siswa, kelas 3 ada 7 siswa, kelas 4 ada 8 siswa, kelas 5 ada 8 siswa, dan kelas 6 hanya ada 5. Dengan jumlah siswa yang terbatas sehingga kegiatan pembelajaran tatap muka bisa dilakukan dengan menerapkan physical distancing untuk setiap kelas. Selain itu jam pelajaran termasuk hari masuk sekolah juga tidak dilakukan penuh selama kurun waktu satu minggu. Dalam setiap minggu kegiatan pembelajaran diatur secara bergantian untuk masuk sekolah masing-masing kelas yaitu setiap kelas akan mendapatkan jatah KBM dua hari sekali,” ujar Chori.
Pembelajaran kelas 1 dan 2 mendapatkan giliran hari Senin dan Kamis, kelas 3 dan 4 hari Selasa dan Jumat, serta kelas 5 dan 6 hari Rabu dan Sabtu. Selain itu durasi waktu KBM juga dikurangi hanya 1,5 jam setiap harinya.
Selama kegiatan pembelajaran dengan tatap muka, selain menerapkan penjarakan fisik, juga tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu semua anak didik maupun guru wajib menggunakan masker, hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh, cuci tangan, dan jaga jarak.
“Selain itu setiap harinya juga menyediakan jam istirahat yang digunakan untuk berolahraga sambil berjemur, serta makan bersama dari bekal yang dibawa dari rumah masing-masing,” tutup Chori.
Penulis: Benni Indo
Editor: Heftys Suud