TRIBUNJEMBER.COM, JEMBER - Program Kemitraan Pertanian Terpadu (PKPT) yang digagas perusahaan pupuk PT Pupuk Kaltim berhasil mendorong kemandirian petani di Jember.
Hal itu terlihat dari hasil project pilot komoditas padi di atas lahan seluas 12 hektare, tepatnya di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Inisasi program ini berhasil mendongkrak produktivitas pertanian setempat, dengan peningkatan hasil panen mencapai 35 persen dan nilai jual gabah diatas harga rata-rata," jelas Hilmi Syarif, Sekretaris tim PKPT Pupuk Kaltim, Kamis (6/8/2020).
• Gandeng Komunitas, Polres Jember Sosialisasikan Gerakan Jawa Timur Bermasker dan Jember Bermasker
Panen perdana program dilaksanakan pada lahan seluas 2 hektare, mendapatkan hasil 10,7 ton atau meningkat 3,7 ton lebih dari sebelumnya 7 ton.
Hilmi mengatakan, pilot project kemitraan PKPT diikuti 12 petani di Kecamatan Rambipuji, yang tergabung dalam satu kelompok tani.
"Program perdana ini melibatkan kerjasama aktif sejumlah pihak, di antaranya distributor resmi Pupuk Kaltim, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Pemkab Jember, hingga offtaker untuk jaminan penjualan gabah jangka panjang," jelas Hilmi.
Program PKPT digagas sebagai upaya menggerakkan sumber daya di sektor pertanian, sekaligus mengedukasi petani untuk tidak sekedar menjadi penanam padi atau jagung, namun diarahkan pada pengelolaan hasil pertanian secara bisnis dengan produktivitas yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hal ini melihat keterbatasan petani tradisional yang kesulitan meningkatkan hasil pertanian, karena disebabkan berbagai faktor, di antaranya kurangnya permodalan untuk pembelian pupuk, hingga keterbatasan pengetahuan tentang pengelolaan serta pengolahan lahan secara optimal.
"Dengan program ini, seluruh persoalan tersebut dicarikan solusi sejak awal, baik untuk jaminan pembelian pupuk hingga pengolahan lahan, serta pemilihan bibit secara baik dan benar,” lanjut Hilmi, saat panen perdana di Desa Kaliputih.
Begitu pula untuk nilai jual gabah, hasil panen kali ini mendapatkan harga di atas rata-rata senilai Rp 4.900 - Rp 5.000 per Kg, dari sebelumnya dihargai Rp 4.600 - Rp 4.700 per Kg.
Hal itu melihat hasil panen memiliki kualitas yang jauh lebih baik, sehingga offtaker berani membeli dengan harga tinggi.
"Kami optimis hasil akan terus meningkat, karena masih ada 10 hektare lagi hasil pilot project yang siap panen,” tambah Hilmi.
Mewakili Manajemen Perusahaan, GM Pemasaran PSO Pupuk Kaltim Muhammad Yusri, mengatakan program PKPT merupakan salah satu instrumen kebijakan Perusahaan dalam mendorong sektor pertanian yang optimal dan berdaya saing, sekaligus solusi bagi petani untuk mendapatkan hasil pertanian secara maksimal.
"Melalui program ini, petani akan dimudahkan untuk akses pembelian pupuk, hingga pemilihan bibit dan pengelolaan lahan melalui pendampingan berkala," jelas Muhammad Yusri.
Sebab kemitraan yang terjalin merupakan bentuk sinergi dalam mendorong produktivitas, disamping edukasi pola pemupukan dan pengelolaan lahan secara berkesinambungan.