Mengalami Kekeringan, Warga Desa Pakisrejo Tulungagung Mengandalkan Air Kiriman BPBD

Penulis: David Yohanes
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas BPBD Tulungagung menyalurkan air bersih ke Desa Pakisrejo, Kecamatan Tanggunggunung.

 TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Dusun Pakisrejo, Desa Pakisrejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung  Jawa Timur meletakkan aneka alat penampungan air di depan rumah mereka.

Ada yang beruja jerikan, bak plastik hingga panci masak disiagakan untuk menerima bantuan air bersih.

Desa ini adalah salah satu yang terdampak musim kemarau, hingga kekurangan akses air bersih.

Saat truk tanki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung tiba, petugas tinggal mengisi bak-bak penampungan darurat itu.

Salah satu yang menyatakan kegembiraannya mendapat bantuan air bersih adalah Ibu Tatik.

Menurutnya, sudah tiga empat bulan warga Dusun Pakisrejo kekurangan air bersih.

“Selama musim hujan kami menyimpan air di bak penampungan. Tapi sekarang sudah habis, karena curah hujannya kurang,” ujar Tatik, Senin (31/8/2020).

Maling Motor di Kota Malang Makin Nekat, Jebol Pagar Rumah dan Merusak Kunci Pagar

Dituding Bully Nagita Slavina sampai Turun Panggung, Iis Dahlia Klarifikasi & Tertawa: Kurang Piknik

Heboh Logo RANS Milik Suami Nagita Slavina di Badan Pesawat Garuda, Irfan: Surprise Saja Buat Raffi

Demikian juga sumur-sumur rumah warga di area pegunungan selatan Tulungagung ini juga kering.

Warga yang mempunyai bak penampungan seperti Tatik, biasa membeli air bersih Rp 200.000 per tanki.

Tanki dengan volume 5000 liter ini rata-rata cukup kebutuhan keluarga selama dua minggu, dengan lima orang anggota keluarga.

“Jadi selama dua bulan ini saja saya sudah membeli tiga tanki air, baik untuk MCK maupun memasak,” ungkap Tatik kepada TribunJatim.com.

Kasi Trantib Kecamatan Tanggunggunung, Maryoto adalah sosok yang melakukan survei di wilayahnya yang kekurangan air.

Menurutnya, dari lima dusun di Desa Pakisrejo, dua di antaranya kekurangan air bersih.

Selain Dusun Pakisrejo, dusun lainnya yang terdampak adalah Dusun Jatirejo.

Di Dusun Pakisrejo, ada 76 kepala keluarga dengan 120 warga yang mengalami kekurangan air bersih.

Sedangkan di Dusun Jatirejo terdapat 140 kepala keluarga dengan 381 warga yang terdampak.

Maryoto meyakini jumlah ini akan terus bertambah, karena musim kemarau terus berlangsung.

“Selama panas, sumber ini kan terus menyusut. Jadi ke depan pasti semakin banyak warga yang kekurangan air bersih,” terang Maryoto.

Masih menurut Maryoto, kekeringan tahun ini diperparah dengan musim hujan sebelumnya yang terlalu singkat.

Selain itu curah hujan yang saat itu turun dinilai kurang banyak dibanding sebelumnya.

Akibatnya mata air alam yang selama ini menjadi alternatif warga juga tidak banyak mengeluarkan air.

“Permohonan bantuan air baru masuk dua minggu ini. Tapi setiap minggu saya survei, karena saya yakin yang terdampak akan bertambah” pungkas Maryoto kepada TribunJatim.com.

Data dari BPBD Tulungagung, sudah ada tujuh desa di tiga kecamatan yang kekurangan air bersih.

Di Kecamatan Tanggunggunung, selaian Desa Pakisrejo, Desa Tenggarejo juga mengalami hal serupa.

Di Kecamatan Kalidawir ada empat desa, yaitu Rejosari, Kalibatur, Banyuurip dan Karangtalun.

Sedangkan di Kecamatan Rejotangan ada satu desa terdampak, yaitu Desa Sukorejo Wetan.

Kepala BPBD Tulungagung, Suroto mengatakan, ada sejumlah desa sudah meminta kiriman air bersih.

Namun secara resmi mereka belum mengirimkan surat permohonan.

“Seperti Desa Winong, Kalidawir sudah minta kiriman. Tinggal menunggu surat resminya saja,” ujar Suroto.

BPBD mengandalkan dua truk tanki untuk mengirim bantuan air bersih ke desa-desa terdampak.

Masing-masing truk berkapasitas 5000 liter.

Karena keterbatasan armada, pengiriman air bersih harus digilir per desa per hari. (David Yohanes/TribunJatim)

Berita Terkini