TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - INGIN tampil kekinian, dengan barang-barang branded menjadi tren dikalangan anak muda milenial di Kota Surabaya. Tak peduli apapun kelasnya, tren barang-barang branded menjadi satu hal yang niscaya dalam pergaulan anak-anak muda zaman now.
Mulai dari pakaian hingga akesoris, tak lengkap rasanya jika belum memiliki yang bermerek. Meski begitu, penikmat barang branded bukan hanya kalangan menengah ke atas.
Kesadaran itu membuat mereka mencari alternatif agar tetap modis dengan barang branded tanpa merogok kocek terlalu dalam.
Firda Indriani, perawat di salah satu RS, salah satu yang hobi belanja barang bekas branded. Gadis 22 tahuh itu bahkan rela belanja perlengkapan sandang di gerai-gerai baju bekas offline maupun online.
"Seminggu full belanja itu pernah. Jadi beli di online. Biasanya di instagram preloved gitu. Kalau offline, biasanya hari minggu di beberapa mal Surabaya yang ada gerai baju bekas," kata Firda, Minggu (6/9).
• Pecahkan Rekor Berusia Hampir 1 Abad, Ansu Fati Jadi Pencetak Gol Termuda Spanyol: 17 Tahun 311 Hari
• TERPOPULER BOLA: Cristiano Ronaldo Kena Semprot saat Tonton Laga hingga Peta Persaingan Liga 1 2020
• Kenyataan Pahit Aaliyah Massaid Sedari Kecil Sudah Biasa Lihat Reza Artamevia Konsumsi Narkoba
Bagi Firda, belanja barang bekas layak pakai menjadi hal yang wajib sebelum memilih barang-barang branded baru yang harganya jauh lebih mahal.
"Kalau baju ya sama-sama mereknya mending ambil yang bekas layak pakai. Harganya lebih ekonomis. Bisa turun sampai 80 persen," ucapnya kepada TribunJatim.com.
Meski begitu, Firda tak menggunakan pakaian atau aksesoris bekas itu secara sembarangan.
"Beda perlakuan ya. Kalau bekas ini aku biasanya rendam dulu di air sabun selama sehari. Baru aku cuci dan kalau kering baru dipakai," terang Firda, yang tertarik barang seken sejak SMA ini.
Harus teliti
Iqlima Rahmadani (25), pegawai swasta yang kerap berbelanja baju dan sepatu di thrift shop mengaku, mulai belanja barang branded sejak kuliah. Ia beralih ke toko seken ini setelah melihat barang branded harganya terlampau tinggi dari uang saku bulanannya.
"Memang harus teliti. Saya lihat yang bekas ada yang kualitasnya masih bagus. Sejak itu sering hunting barang branded bekas," ungkapnya.
Keuntungan berbelanja pakaian bekas, menurut Iqlima, harga-harga yang sangat bervariasi dan terjangkau. Sehingga ia tetap bergaya dengan budget minim.
"Paling sering sih sepatu, pernah dapat masih mulus Rp 500.000. Kalau baru jutaan-lah," ujarnya. (firman rachmanudin/sulvi sofiana/Tribunjatim.com)