TRIBUNAJTIM.COM, MALANG - Viral kasus ular piton peliharaan Taman Rekreasi Kota Malang (Tarekot) yang terlantar dan mengalami luka parah di bibir akhrinya mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Kota Malang.
Plt Kepala Bagian Umum Pemkot Malang, Swarjana menyampaikan, ular piton tersebut memang menjadi peliharaannya di Tarekot.
Akan tetapi, asal muasal ular piton tersebut sebenarnya berasal dari pemberian masyarakat.
• Bocoran Anggaran Dana untuk Pengembangan Vaksin Covid-19 Merah Putih 2021, Menristek: Rp 280 Miliar
• Pasien Covid-19 Mengeluh Tak Ada Kipas Angin di Ruang Isolasi RS Paru Pancoran, Bawa Sendiri?
"Ular itu kayaknya bukan punya kami. Awalnya itu ada orang yang nangkap, kemudian dititipkan ke kami. Jadi, ular yang sakit itu milik siapa belum tahu, nanti akan saya kroscek," jelasnya saat dihubungi awak TribunJatim.com, Selasa (8/9/2020).
Swarjana pun tidak mengetahui penyebab luka yang berada di bibir ular piton tersebut.
Dia belum bisa menyampaikan penyebab luka tersebut, karena sampai saat ini pihaknya juga belum mendapatkan laporan.
• Curhat Pilu Indri, Mantan Istri Kajati soal Pinangki, Akui Suaminya Direbut, Kode Sopir, Hancurlah
• Tuntut Harta Gono-gini ke Jenita Janet, Mantan Suami Minta 3 Aset Selama Menikah 10 Tahun, Apa Saja?
"Saya belum bisa jawab karena belum ada laporan. Dan itu bukan ular kami. Karena seingat saya, ular inventarisir kami itu ada satu yang besar. Sementara kami juga banyak menerima ular liar pemberian masyarakat yang dikasihkan ke kami," ucapnya.
Sementara itu, untuk satwa lain seperti kera dan landak yang kini sedang dirawat di Tarekat dikatakannya merupakan inventarisirnya.
Satwa-satwa tersebut kini sedang dirawat di dalam kandang yang kondisinya juga memprihatinkan.
Hal tersebut pula yang sempat disentil oleh para pecinta satwa di Kota Malang saat mengevakuasi ular piton yang sakit tersebut dari kandangnya.
Swarjana pun berdalih bahwa pihaknya saat ini belum bisa melakukan perbaikan kandang satwa karena belum adanya anggaran.
Rencananya, perbaikan kandang dan perbaikan fasilitas lain di Tarekot akan direncanakan pada tahun 2021 mendatang.
"Sebenarnya Tarekot ini limpahan dari UPD Dinas Pariwisata dulu yang sekarang diserahkan ke Bagian Umum. Jadi sepanjang ada anggaran, nanti kami perbaiki. Rencananya akan kami anggarkan di APBD 2021 nanti," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji juga mengaku belum mengetahui informasi terkait dengan ular piton yang sakit di Tarekot tersebut.
Dia menyampaikan, bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi Tarekot agar menjadi tempat hiburan bagi wisatawan yang datang ke Kota Malang.
"Kami belum dengar dan kami belum dapat laporan. Tapi sewaktu saya jadi anggota DPRD dulu, memang ada satwa yang tidak direkomendasikan untuk dirawat di sana atas permintaan masyarakat," ucapnya.
Oleh karenanya, melalui evaluasi itulah diharapkan Sutiaji, Tarekot bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang datang ke Kota Malang.
Sutiaji juga berjanji akan memberikan ruang-ruang yang nyaman bagi masyarakat agar dapat menikmati liburannya di Tarekot.
"Nanti akan kami lihat juga, kalau direnovasi apa saja yang dibutuhkan. Sembari kita lihat kunjungan masyarakat yang datang," tandasnya.
Foto: Kondisi satwa yang dipelihara dan dirawat di Tarekot Kota Malang
Penulis: Rifky Edgar
Editor: Heftys Suud