TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lapas Kelas I Surabaya, Jalan Pemasyarakatan Nomor 1, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo perketat pengamanan di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19).
Di sana terdapat 14 warga binaan mendapatkan vonis hukuman mati, 44 orang hukuman seumur hidup,
Napi Warga Negara Asing sekitar 20 orang, dan napi teroris 7 orang menghuni lapas tersebut.
• Atta Bicara Restu Ibu, Reaksi Adik-adiknya Soal Aurel, Bahas Penerimaan Keluarga: Diomonginnya Pedes
• Maju Petahana Pilkada Kabupaten Malang, Bawaslu Bakal Copot Semua Atribut Berbau Muhammad Sanusi
Khusus kasus teroris, ada 6 orang yang sudah mengakui ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kepala Keamanan Lapas Porong, Gatot Haris Saputro, mengatakan, pihaknya menerapkan pengamanan sesuai dengan protap yang ada.
Untuk penempatannya, petugas memisahkan blok berdasarkan kasus yang menjerat narapidana (Napi).
• Rieke Diah Pitaloka Tegaskan UU PKS Perjuangkan Kelompok Termarjinalkan: Bukan Soal Jenis Kelamin
• Amfiteater Osing Lengkapi Perkebunan Coklat Glenmore, Panggung Terbuka untuk Seni Budaya Banyuwangi
"Napi teroris yang belum ada rasa nasionalisme kami pisahkan karena berbeda pemahaman. Tapi yang bersangkutan koorporatif, bisa diajak berkomunikasi. Lalu untuk napi hukuman tinggi, mati, dan seumur hidup, kami pisahkan kamarnya. Supaya pengawasannya lebih mudah, serta mengontrol kesehariannya ketika berkumpul dengan banyak orang,"ujarnya, Selasa (22/9).
Apabila ada hal hal yang berkaitan dengan gangguan keamanan di lapas.
Terutama, ketika seseorang telah melakukan pelanggaran, Petugas akan menerapkan maximum security dan langsung membawanya ke blok khusus pengamanan.
Jumlah total warga binaan di lapas saat ini 2256 orang.
Sementara jumlah penjaga hanya 23 orang. Pastinya hal tersebut sangat berat karena para sipir mengawasi dan mengamankan napi segala macam tindak pidana.
Jumlah 23 itu dinilai masih kurang lantaran satu blok diawasi oleh 2 petugas. Sedangkan, per blok yang paling banyak dihuni 600 napi.
"Suka dukanya adalah Ini merupakan tugas yang harus diemban. Jadi dijalani dengan senang. Kuncinya selalu membangun komunikasi dari hati ke hati. Tujuannya agar mereka tidak berbuat hal hal yang mengganggu keamanan dan ketertiban" imbuhnya.
Terkait aktivitas di dalam, Gatot menjelaskan, berdasarkan instruksi dari pimpinan, kunjungan langsung atau kegiatan keluarga yang berkaitan terhadap warga binaan untuk sementara ditiadakan.
Namun, tetap menerima titipan barang dari luar dengan protokoler kesehatan yang ketat.