TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sudah satu bulan lebih wisata Gunung Bromo kembali dibuka sejak 28 Agustus lalu.
Dua minggu pertama dibuka, Bromo per hari hanya menerima wisatawan 20 persen saja. Namun bisa dipastikan kini kuota tersebut telah bertambah.
"Jadi kita awal buka 20 persen untuk daya tampung kemudian kita melakukan evaluasi karena takut ada kluster baru kan. Dari evaluasi tim terpadu Pemkab Probolinggo, kepolisian, TNI, masyarakat adat hasilnya baik maka kita tingkatkan kuotanya dari 20 persen jadi 40 persen," kata John Kennedy Kepala TNBTS, Sabtu (3/10/2020).
Hal-hal yang membuat otoritas setempat menambah jatah pengunjung lantaran dinilai tempat wisata tersebut mematuhi protokol kesehatan.
• Dokter Syok Lihat Kondisi Janin Zaskia Sungkar, Sebut Harusnya Lebih Besar, Irwansyah: Masha Allah
• Harga Tiket Masuk Kawasan Gunung Bromo untuk Wisatawan Domestik & Mancanegara, Simak Cara Pesannya!
Misalnya saja, di beberapa titik-titik kini telah terpasang tempat cuci tangan yang lengkap hand sanitizer. Warga setempat juga terlihat memakai masker.
Tak terkecuali di tempat singgah wisatawan. Rumah makan, hotel seluruhnya menerapkan protokol kesehatan.
"Pemkab Probobolinggo, kepolisian, TNI, masyarakat adat melakukan evaluasi hasilnya baik. Artinya tidak ada kluster setelah Bromo kembali dibuka karena itu selang dua minggu kami tingkatnya kuotanya yang semula hanya 20 persen sekarang jadi 40 persen," ucapnya.
Meski ada kelonggaran kuota, bukan berarti tempat wisata ini mulai sembrono.
Pihak TNBTS tetap menetapkan protokol kesehatan ketat bagi wisatawan.
Wisatawan yang ingin berkunjung tetap harus melakukan pendaftaran melalui online.
• Nikita Mirzani Terdiam Diceramahi Soal Zina, Reaksi Ade Odading Disebut Basi: Orangtua Tujuan Saya
• Nasihat Khusus Dokter ke Zaskia Sungkar, soal Bentuk Janin di Kandungan Istri Irwansyah: Kurang Deh
Bahkan bisa dipastikan wisatawan bakal terancam balik jika tidak bisa menunjukkan surat sehat ke petugas pos penjaga.
"Semua pendaftaran harus booking online dan bayar registrasi secara online untuk mengurangi risiko bersentuhan. Termasuk harus ada surat sehat, jadi protokol kita tetap ketat," ucapnya.
John bercerita singkat, imbas Bromo ditutup kurang lebih selama 6 bulan banyak warga setempat yang kehilangan pekerjaan.
Terutama bagi mereka yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.
"Ekonomi sempat lesu di Bromo. Jeep-jeep tidak lagi jalan, banyak warung yang tutup. Tapi yang jelas ekonomi sekarang sudah jalan. Intinya kesehatan tetap penting tapi ekonomi juga harus jalan. Dan semoga ini terus baik jadi kuota ini bisa bertambah sampai maksimal 50 persen," tandasnya. (SURYA/Tony Hermawan)
Editor: Pipin Tri Anjani