Made mengatakan, kericuhan awal yang terjadi dilakukan tanpa adanya orasi dari para pendemo.
Dia menceritakan jika batu dan petasan (flare) tiba-tiba masuk yang membuat panik pengrajin batik saat menggelar pameran.
"Tadi itu tanpa orasi. Batu langsung masuk. Paling tidak tarik ulur dulu, tuntutannya apa, jika gak setuju kan biasa. Tapi tadi langsung babibu," ucapnya.
Politisi PDIP tersebut mengatakan, pihaknya tadi sempat menerima tiga organisasi mahasiswa di kampus untuk melakukan audiensi.
Setelah audiensi, mereka kembali pulang secara baik-baik. Pada kesempatan itu juga Made mengimbau agar jangan membuat seruan di media sosial yang mengundang massa yang tidak jelas.
"Sebenarnya ini bukan lagi penyampaian aspirasi. Kalau seperti ini ada niat yang gak baik. Malang jadi titik sasaran emang. Kalau Malang ricuh, nasional bisa ricuh," tandasnya.
Editor: Dwi Prastika