Pilkada Sidoarjo

Pjs Bupati Malang Optimis Pilkada Saat Pandemi Bisa Sukses, Dokter Sarankan Soal Nyoblos dari Rumah

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejabat sementara (Pjs) Bupati Malang, Sjaichul Ghulam.

Kekhawatiran Arbani tersebut bukannya tanpa alasan. Dia menganalisa, pasien Covid-19 yang memilik komorbid atau penyakit penyerta, punya resiko kematian yang tinggi.

"100 Persen pasien Covid-19 di Kabupaten Malang yang meninggal punya komorbid," ungkap Arbani.

Penyakit penyerta yang diderita mayoritas adalah tuberculosis dan diabetes.

"Lalu ada penyakit kelainan organ seperti liver (hati) dan paru-paru, itu rawan sekali," beber Arbani.

Guna membendung resiko tersebut, Arbani menyodorkan beberapa saran kepada KPU Kabupaten Malang.

Solusi tersebut berupa kebijakan bagi orang dengan komorbid bisa memberikan hak suaranya di rumah.

"Sehingga tidak perlu datang ke TPS cukup coblos di rumah," terang pria yang mengawali karir sebagai dokter gigi itu.

Analisa serupa juga disampaikan Ketua Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya, dr Aurick Yudha 

Sang dokter tetap khawatir Pilkada di tengah pandemi Covid-19 berpotensi menimbulkan dampak. Apalagi, wabah belum tunjukkan tanda akan berakhir hingga kini.

"Pendapat saya, seram juga kalau ada Pilkada," terang Aurick.

Aurick menegaskan, pernyataannya tersebut didasarkan pada realitas yang terjadi kini. Era normal baru dengan protokol kesehatan belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat.

"Lalu saya melihat beberapa kegiatan saat normal baru ini ada yang kurang tepat (tidak terapkan protokol kesehatan)," beber Aurick.

Aurick berharap, protokol kesehatan wajib dilakukan. Sehingga bukan hanya sekedar himbauan belaka.

"Protokol kesehatan harus dilakukan, bukan sekedar hanya mantra saja," tutur Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini. 

Penulis: Erwin WIcaskono

Editor: Heftys Suud

Berita Terkini