Artnoname Tulungagung Pamerkan 29 Karya Lewat Galeri Online, Genjot Transaksi di Masa Pandemi

Penulis: David Yohanes
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EH Hadi, salah satu perupa Artnoname memamerkan tiga karyanya di GOR Lembupeteng Tulungagung.

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Puluhan lukisan dipamerkan di dalam GOR Lembupeteng Tulungagung.

Total ada 29 karya perupa Tulungagung yang bergabung dalam Artnoname dipamerkan di sana.

Tata letaknya yang apik membuat lukisan-lukisan ini memberikan nuansa keindahan tersendiri.

“Artnoname menegaskan bahwa kami tidak mengacu pada nama. Tetapi kami menekankan kepada karya,” ujar EH Hadi, salah satu perupa yang unjuk karya.

Baca juga: Jangan Dibuang! Kulit Telur Punya 5 Manfaat Baik untuk Tananaman, Bisa Jadi Pupuk hingga Pot Mini

Baca juga: VIRAL Gadis Korban Teman Makan Teman, Aksi Terlarang Pacar Tepergok dalam Mobil: Apa Kurang Saya?

EH Hadi mengatakan, pameran ini adalah yang ke-2 dilakukan para perupa di masa pandemi virus Corona ( Covid-10 ).

Menurutnya, pameran ini masih sebatas uji coba  di tengah segala pembatasan.

Namun menurutnya, antusiasme masyarakat cukup baik.

“Ternyata masyarakat juga rindu dengan pameran seni. Responnya positif,” ucapnya, saat ditemui Jumat (27/11/2020).

Meski demikian, kunjungan masyarakat ke ruang pamer kini tidak jadi ukuran.

Baca juga: TERPOPULER BOLA: Permintaan Terakhir Maradona hingga Kritikan Eks Pelatih Persebaya soal Tarkam

Baca juga: UPN Veteran Jatim Gelar Diskusi Kolaborasi, Bahas RaPerPres TNI dalam Penanganan Terorisme

Sebab semua karya yang dipamerkan, juga bisa diakses secara virtual.

Sehingga pengunjung tidak harus datang ke ruang pamer, namun bisa melihar karya di galeri online.

“Setiap lukisan juga kami lengkapi dengan QR code, sehingga pengunjung tinggal scan untuk mendapatkan informasi setiap lukisan. Tidak perlu bertanya-tanya,” sambung EH Hadi.

Pameran virtual ini juga membuat potensi pengunjung jauh lebih besar.

Semua karya bisa diakses lewat ekraftag.com.

Lewat pameran dua hari ini, ada karya yang sudah terbeli.

“Hari ini adalah hari terakhir. Ada beberapa yang soldout,” ungkapnya.

EH Hadi adalah perupa yang menggunakan media batik atau canting tulis.

Selain menghasilkan lukisan dalam pigura, EH Hadi juga menghasilkan lukisan kain panjang.

Kain panjang ini kemudian banyak diaplikasikan untuk baju oleh pembelinya.

“Tentu saja gambarnya sangat khusus, karena polanya tidak akan ada yang menyamai,” ujarnya.

Sebelum pandemi, EH Hadi aktif ikut pameran di berbagai kota, termasuk di pameran batik.

Dalam setiap kali pameran, EH Hadi bisa melakukan transaksi senilai Rp 50 juta.

Namun kini tidak ada lagi pemeran antar kota yang diikuti, dan volume transaksinya juga turun drastis.

“Selama pandemi volumen transaksi turun hingga 70 persen. Sekarang mengandalkan pameran virtual, harapannya bisa menggenjot transaksi,” pungkas EH Hadi. 

Penulis: David Yohanes

Editor: Heftys Suud
 

Berita Terkini